Lembaga Eijkman itu apa menjadi pertanyaan publik saat ini. Diketahui, Eijkman merupakan Lembaga Biologi Molekuler (LBM). Baru-baru ini berhembus kabar lembaga tersebut dilebur ke dalam Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Untuk mengetahui lebih jauh mengenai lembaga Eijkman itu apa, simak informasi yang sudah kami rangkum berikut ini.
Lembaga Eijkman Itu Apa? Ini Jawabannya
Dikutip dari buku 'Eksperimen Keji Kedokteran Penjajahan Jepang: Tragedi Lembaga Eijkman dan Vaksin Maut RΕmusha 1944-1945' yang ditulis oleh J. Kevin Baird & Sangkot Marzuki, Lembaga Eijkman pertama kali berdiri tahun 1888. Pendirinya adalah peneliti terkemuka Belanda saat itu, yakni Christiaan Eijkman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama berdiri, Lembaga Eijkman telah memberikan deretan sumbangsih penelitian di bidang biologi dan kedokteran. Hal itu mengenai penemuan penyebab penyakit beri-beri hingga penelitian soal asal-usul manusia Indonesia.
Adapun daftar penelitian-penelitian yang pernah dilakukan Lembaga Eijkman adalah sebagai berikut:
- Obat penyakit beri-beri
- Pengobatan malaria dengan metode DNA
- Penelitian asal-usul DNA manusia Indonesia
- Memetakan sekuens Corona.
Lembaga Eijkman Dilebur ke BRIN
Lembaga Eijkman itu apa sudah diketahui. Selanjutnya, muncul pertanyaan kenapa lembaga tersebut melebur dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Mulanya, sejak September 2021, nama Lembaga Biologi Molekuler Eijkman berubah menjadi Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM) Eijkman.
Hal ini disampaikan Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko pada acara Sarasehan Arah Riset Biologi Molekuler di BRIN yang diselenggarakan di Auditorium Eijkman, Jakarta, Selasa (28/12/2021). Perubahan status LBM Eijkman menjadi PRBM Eijkman ditandai dengan serah terima simbolis manajemen dari Kepala LBM Eijkman periode 2014 - 2021, Amin Soebandrio kepada Plt. PRBM Eijkman, Wien Kusharyoto.
Mengenai hal ini, Eijkman mengunggah foto bersama para peneliti yang pernah bekerja di lembaga itu. Salam perpisahan ini diunggah langsung oleh LBM Eijkman melalui akun Twitter mereka @eijkman_inst, pada Minggu (2/1/2022).
Eijkman berpamitan setelah 33 tahun berkiprah dalam pengembangan penelitian biologi molekuler. Mereka pun mengucapkan terima kasih.
"Terima kasih kepada seluruh masyarakat Indonesia atas dukungan selama 33 tahun Lembaga Eijkman berkiprah dalam pengembangan penelitian Biologi Molekuler Kesehatan & Obat di Indonesia dan dunia," tulis lembaga itu.
Lembaga Eijkman: Opsi Dari BRIN untuk SDM Asal Eijkman
Dilansir dari situs resmi BRIN, Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2021 tentang Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan bahwa seluruh lembaga penelitian harus diintegrasikan ke dalam BRIN. Selanjutnya, dalam pasal 58 peraturan tersebut disebutkan Ketentuan lebih lanjut mengenai organisasi dan tata kerja BRIN diatur dengan Peraturan BRIN.
Untuk itu, terhitung sejak 1 September 2021 BRIN melaksanakan ketentuan pasal tersebut dengan menetapkan Peraturan Kepala BRIN Nomor 1 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja BRIN. Dengan status ini kata Handoko, para periset di LBM Eijkman dapat diangkat menjadi peneliti dengan mendapatkan segala hak finansialnya.
Di sisi lain lanjut Handoko, ternyata LBM Eijkman banyak merekrut tenaga honorer yang tidak sesuai ketentuan yang berlaku. Untuk itu BRIN telah memberikan beberapa opsi sesuai status masing-masing.
Berikut rinciannya:
- PNS Periset dilanjutkan menjadi PNS BRIN sekaligus diangkat sebagai Peneliti
- Honorer Periset usia diatas 40 tahun dan S3, dapat mengikuti penerimaan ASN jalur PPPK 2021
- Honorer Periset usia kurang dari 40 tahun dan S3 dapat mengikuti penerimaan ASN jalur PNS 2021
- Honorer Periset non S3 dapat melanjutkan studi dengan skema by-research dan research assistantship (RA)
- Honorer non Periset diambil alih RSCM sekaligus mengikuti rencana pengalihan gedung LBM Eijkman ke RSCM sesuai permintaan Kemenkes yang memang memiliki aset tersebut sejak awal.
Informasi lain terkait lembaga Eijkman itu apa dapat disimak di halaman berikutnya.
Lembaga Eijkman: Peleburannya Tidak Mengganggu Riset Vaksin Merah Putih
Peleburan Lembaga Biologi Molekular Eijkman ke dalam BRIN sama sekali tak akan mengganggu riset-riset yang tengah dilakukan, termasuk riset pembuatan vaksin Merah Putih untuk mengatasi covid-19. Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dr Laksana Tri Handoko, M.Sc justru menjamin proyek pembuatan vaksin tersebut akan semakin kuat, baik dari sisi kapasitas, dukungan SDM, maupun anggarannya. Bahkan harganya pun akan lebih murah dari sebelumnya.
"Kapasitas Eijkman tentu akan menjadi lebih besar dan makin kuat karena bersinergi dan terintegrasi dengan Tim LIPI di Cibinong. Sehingga biaya per sample bisa lebih murah dari semula Rp 2-4 juta, sekarang bisa kita tekan menjadi kurang dari satu juta," papar Tri Handoko Seto kepada Tim Blak-blakan detikcom, Minggu (2/1/2022).
Peleburan Eijkman ke dalam BRIN, ia melanjutkan, justru untuk memperkuat eksistensi, kapasitas, sumber daya, dan pendanaan lembaga tersebut. Sebab selama ini Eijkman bukan Lembaga Pemerintah melainkan cuma unit adhoc dari Kementerian Riset.