Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas bertemu dengan Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau Kak Seto. Keduanya membahas kasus kekerasan seksual anak buntut seorang guru pesantren memperkosa 13 santriwati di Bandung.
"Kami serius ingin menangani kasus kekerasan seksual anak ini. Terutama menindaklanjuti apa yang terjadi di pesantren di Jawa Barat. Saya kira ini fenomena gunung es, dan harus segera diselesaikan," ujar Menag Yaqut melalui keterangan tertulis, Senin (27/12/2021).
Yaqut mengatakan pihaknya serius dalam menangani kasus kekerasan seksual di lembaga pendidikan keagamaan. Yaqut berharap Kemenag juga bisa bersinergi dengan LPAI untuk memberantas kekerasan seks di pesantren.
"Selain dengan Kementerian PPPA (Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak), kita juga telah membuat MOU dengan KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia). Dan saya kira, dengan LPAI pun kita perlu membuat MOU agar dapat bersinergi," tuturnya.
Lebih lanjut, Yaqut menjelaskan predator seks tidak hanya mengincar lembaga pendidikan Islam, tapi juga seluruh lembaga keagamaan. Dia meminta pencegahan dilakukan demi melindungi anak-anak.
"Karena yang namanya predator, tidak terbatas ada di lembaga pendidikan agama apa. Prinsipnya, ini seluruh anak-anak kita harus kita lindungi," tegas Yaqut.
"Predator-predator ini menunggu. Kita harus segera bergerak cepat untuk melindungi anak-anak kita. Jangan sampai lengah," sambungnya.
Sementara itu, Kak Seto sepakat dengan Menag Yaqut. Kak Seto berharap pelaku kekerasan seks anak dapat disikat habis.
"Saya sepakat dengan Pak Menag. Kejahatan itu terjadi bukan hanya karena ada kemauan dari pelakunya, tapi juga karena ada kesempatan. Kita harus bekerja sama menutup kesempatan-kesempatan itu. Kami sangat mengapresiasi sikap Pak Menag yang minta seluruh pelaku kekerasan seksual anak disikat habis. Ini ketegasan yang kita nanti," kata Kak Seto.
Sebelumnya, belasan warga Garut jadi korban pemerkosaan yang dilakukan Herry Wirawan (36), guru pesantren di Bandung. Korban trauma berat hingga tak mau makan.
Ada 11 warga Garut dari 12 santriwati yang dikabarkan jadi korban pemerkosaan oleh Herry. Mereka diketahui merupakan warga dua kecamatan di Garut.
(drg/dhn)