Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan bahwa kasus varian Omicron terus mengalami penambahan yang kini menjadi 46 kasus. Epidemiolog dari Universitas Griffith, Dicky Budiman, menduga bahwa penyebaran Omicron di Tanah Air sudah terjadi sejak November.
"Ini bukan hal yang aneh selain juga memberi pesan bahwa sebelum-sebelumnya ketika apakah awal November sampai pertengahan November sampai Omicron sudah diketemukan dan dilaporkan secara resmi ya itu kan sudah menyebar sebetulnya Omicron ini kemana-mana," kata Dicky kepada wartawan, Minggu (26/12/2021).
Dugaan Dicky bukan tanpa alasan. Menurutnya, ketika Omicron ditemukan pertama kali bukan berarti virus varian tersebut lahir saat itu juga.
"(Omicron) dia lahir bisa 3-4 minggu jauh sebelumnya. Dan sekarang ada WNA-WNI yang datang terus membawa Omicron kan itu bisa terjadi juga di awal November ketika masa karantina kita masih di bawah 5 hari, ketika juga kan PCR kita yang belum dilengkapi dengan Bio Marker," ucapnya.
"Ya resiko itu sangat besar kemungkinan ada, sudah masuk itu besar. Apalagi kita negara yang besar, pintu masuknya juga besar," tambahnya.
Tapi, Dicky juga mengapresiasi pemerintah yang kini sudah memperbaiki sistem karantina bagi para pelaku perjalanan internasional. Menurutnya, yang kini harus dipikirkan adalah bagaimana mencari tahu kasus-kasus yang sudah terlanjur ada dan belum terungkap.
"Karena dengan mencari sejak awal November lah itu yang akan membantu menjelaskan kondisi kita, setidaknya yang PCR positif cari tahu variannya apa dan ada nggak yang bergejala cari kontak itu, nah ini semua yang harus idealnya dilakukan," ujarnya.
Baca juga: Fakta Delmicron Bukan Varian Baru Corona |
(fas/knv)