PWNU DKI mengusulkan dua skema untuk pemilihan Ketua Umum PBNU di Muktamar ke-34. Kandidat Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, merespons hal itu.
"Iya itu usulan yang bagus tapi begini bottom line, ini muktamar yang normal. Dalam muktamar yang normal, itu normal juga ada calon banyak. Itu normal," kata Gus Yahya dalam jumpa pers di UIN Raden Intan, Lampung, Kamis (23/12/2021).
Gus Yahya mengatakan pemilihan Ketua Umum PBNU tidak perlu dipandang sebagai bencana. Menurut dia, proses pemilihan merupakan hal yang lumrah dalam organisasi.
"Jadi sudah biasa NU itu banyak calon lalu pemilihan ada yang menang, ada yang tidak, itu sudah biasa. Jadi kita tidak perlu melihat ini sebagai ancaman bencana dunia fana, misalnya begitu. Jadi ini proses biasa sekali dalam organisasi," ujar Gus Yahya.
Gus Yahya mengaku terbuka jika ada yang mengajak kompromi. Namun, dia menegaskan tidak ingin berbicara lebih lanjut mengenai usulan tersebut.
"Bahwa kalau ada tawaran, kompromi dan lain-lain, ya itu bisa dibicarakan walaupun ya terus terang sampai sekarang belum ada pembicaraan tentang itu, sampai hari ini. Apalagi kalau menyangkut hal Rais Aam. Saya menyatakan sejak awal saya tidak berhak bicara tentang Rais Aam itu adalah hak wewenang dari kiai senior yang dipilih dari hal ini AHWA," ujar Gus Yahya.
Sebelumnya, Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi DKI Jakarta, Samsul Ma'arif, menyodorkan skema win-win solution untuk pemilihan Ketua Umum PBNU. Skema ini disodorkan agar tidak ada perpecahan di tubuh NU.
"Kalau boleh ini semakin mengeras antara kubu Yahya dan Said Aqil. Saya berharap bisa win-win solution, ada musyawarah di antara dua kubu, mencari titik temu. Jangan dihabiskan energi untuk unjuk kekuatan sehingga dampaknya bisa merusak ukhuwah," kata Samsul kepada wartawan, Rabu (22/12).
Lihat juga video 'Banyak Permintaan, Said Aqil Akan Maju Lagi di Pemillihan Ketum PBNU':
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
(knv/haf)