Juru bicara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Adita Irawati mengatakan sampai saat ini pihaknya belum menerima adanya data penularan atau transmisi lokal COVID-19 pada moda transportasi. Dia menyebut belum ada penelitian dan kajian terkait hal tersebut.
"Terkait dengan transmisi lokal, kami sampai saat ini memang belum punya data yang betul-betul bisa terkonfirmasi bahwa ada penularan di dalam moda transportasi. Belum ada penelitian atau kajian telah terjadi transmisi tersebut di moda transportasi," kata Adita dalam dialog bertajuk 'Aturan Baru Perjalanan Akhir Tahun' yang disiarkan secara virtual, Selasa (21/12/2021).
Adita menuturkan transmisi lokal COVID-19 justru terjadi pada aktivitas-aktivitas di luar moda transportasi. Sebab, menurut Adita, masyarakat yang melakukan perjalanan dengan moda transportasi hampir dipastikan sudah melalui proses screening kesehatan tes antigen dan PCR.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang ada penularan justru terjadi di transmisi lokal, aktivitas-aktivitas di luar modanya sendiri. Ini kenapa begitu, karena selama pandemi ini hampir bisa dipastikan bahwa yang melakukan perjalanan itu sudah melalui proses screening kesehatan. Setidaknya screening dengan seperti antigen, termasuk PCR, apalagi sekarang sudah ada vaksinasi," tuturnya.
Adita mengatakan, meski belum ditemukan ada data transmisi COVID-19 pada moda transportasi, bukan berarti masyarakat bisa leluasa dan tidak menerapkan protokol kesehatan. Justru, kata Adita, hal tersebut harus menjadi momentum mempertahankan moda transportasi untuk tidak menjadi lokasi transmisi virus.
"Kalau mencari data mengenai penularan di transportasi sampai saat ini kami belum menemukan, tapi bukan berarti kita bisa leluasa, justru harus ditangkap sebagai momentum untuk terus mempertahankan agar moda transportasi termasuk prasarananya baik di pelabuhan, bandara, stasiun, terminal, tidak berpotensi menjadi tempat transmisi virus," ucapnya.
Lebih lanjut Adita menyampaikan, jika aplikasi PeduliLindungi tidak dapat berjalan saat sedang dalam perjalanan, masyarakat dapat menunjukkan dokumen dalam bentuk cetak kepada operator. Dia menyebut hal tersebut masih bisa ditoleransi operator.
"Jadi apabila aplikasinya nggak berjalan karena satu dan lain hal, tentu ini masih ada yang bisa dilakukan karena sebenarnya yang namanya PeduliLindungi ini aplikasi yang mengintegrasikan syarat-syarat yang ditetapkan sebagai syarat perjalanan. Jika itu tidak bisa terlaksana, kita memang harus sadari masih ada kejadian-kejadian aplikasi ini tidak berjalan dengan sempurna tetap diperbolehkan menggunakan dokumen-dokumen secara manual atau printout barang cetaknya karena seperti sertifikat vaksin ada cetaknya. Kemudian hasil tes rapid dan PCR semua ada fisiknya jadi bisa ditunjukkan dan sampai saat ini masih ditolerir oleh operator," imbuhnya.
(dek/hri)