Dorong Korban Lain Segera Lapor
Putra berharap kasus ini bisa menjadi pelajaran. Dia mendorong agar seluruh siswa magang yang mengalami pelecehan seksual untuk berani melapor.
"Ini proses hukum sudah cocok ya, karena ini juga menjadi pelajaran dan menjadi peringatan bagi semua pihak, terutama juga anak-anak yang magang untuk mereka juga lebih waspada terus berani melaporkan. Baik verbal maupun fisik, laporkan," sebut dia.
Lebih lanjut, Putra mengimbau siswa untuk melapor ke DPR jika sekolah tak menanggapi laporan mengenai pelecehan seksual ini. Dia menekankan bahwa kasus pelecehan seksual harus ditangani serius.
"Harus laporkan, kalau sekolah tidak merespons cepat, lapor ke DPR aja. Jadi maksud saya yang gini-gini kita serius lah, ini masih depan anak-anak kita dan juga jangan becandaan. Orang kalau pernah mengalami seperti itu traumanya panjang, nanti berefek ketika dia kerja, berefek ketika dia menikah, berefek ketika dia punya anak, banyak efeknya. Ini bukan bercandaan dan nggak lucu," tegasnya.
Sebelumnya, Kepala Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Tangerang Selatan, Tri Purwanto mengungkapkan 3 siswi SMK korban pencabulan pegawai Kelurahan Jombang, Tangsel sempat dipertemukan dengan pelaku.
Tri menyebut pertemuan itu difasilitasi oleh pihak sekolah. Tri menyayangkan proses mediasi itu karena membuat korban semakin trauma.
"Udah (dipertemukan), itu yang saya makanya nggak suka dengan pihak sekolah tuh di situ. Kok malah dipertemukan gitu, malah diarahkan ke mediasi gitu. Itu yang saya nggak suka. Pastilah trauma korbannya pasti ada," kata Tri saat dihubungi detikcom, Jumat (17/12).
(lir/zak)