Manajer Pengelola Gedung Cyber 1, Mampang, Jakarta Selatan (Jaksel), Dwi Anggodo menduga dua korban tewas dalam kebakaran, Seto (18) dan Redzuan (17), tak mendengar alarm kebakaran. Anggodo mengatakan para korbanlah yang paling tahu soal peristiwa kebakaran ini.
"Dia (kedua korban) di lantai 2, di lokasi kebakaran. Berarti dia yang paling mengetahui terjadinya insiden itu," ujar Anggodo kepada wartawan di Gedung Cyber 1, Mampang, Jaksel, Jumat (3/12/2021).
"Kami kurang tahu, tapi setahu saya itu adalah teknisi dari klien lantai 2. Mungkin mereka bingung mereka tidak sadar ada alarm atau apa," sambung Anggodo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, seluruh karyawan sudah keluar dari gedung saat peristiwa kebakaran terjadi. Ia mengklaim telah menerapkan standard operating procedure (SOP) evakuasi saat terjadi kebakaran.
"Iya sudah dievakuasi sebetulnya. Saya sendiri kurang jelas kenapa kemarin mereka bisa terjebak di dalam, karena seluruh karyawan kan sudah keluar," sambungnya.
Ia memastikan alarm kebakaran berbunyi saat api membesar. "Iya, dong (alarm berbunyi). Kita kemarin keluar karena alarm. Terutama gedung pengelola data seperti ini, itu safety-nya lebih ketat lagi keamanannya," kata dia.
Dua Orang Tewas
Sebelumnya, Seto Fahrudin (18) tewas dalam insiden kebakaran Gedung Cyber 1. Kasudin Gulkarmat Jakarta Selatan Helbert Plider Lomba Gaol menyebutkan Seto sempat terjebak di dalam ruangan selama 20 menit. Seto ditemukan di dekat tangga saat dievakuasi petugas pemadam kebakaran.
"Meninggal diselamatkan petugas damkar menyisir sehingga ditemukan korban itu setelah ditemukan dievakuasi. Ditemukan dekat tangga," kata Helbert saat dimintai konfirmasi, Kamis (12/2).
Sementara itu, korban lainnya bernama Muhammad Redzuan Khadafi (17) meninggal dunia dalam perjalanan ke RSUD Mampang, Jakarta Selatan. Keduanya tewas diduga akibat sesak napas karena asap kebakaran.
Simak Video: Gedung Cyber 1 Jakarta Terbakar, Ini Sederet Kabar Terbarunya