Angka Kepatuhan Pakai Masker Turun, Satgas COVID: Jangan Lengah

Angka Kepatuhan Pakai Masker Turun, Satgas COVID: Jangan Lengah

Erika Dyah - detikNews
Rabu, 17 Nov 2021 22:57 WIB
Orang-orang yang memakai masker untuk melindungi diri dari COVID-19 mengantre untuk masuk ke toko di pusat perbelanjaan luar ruangan di Beijing, Sabtu, 13 November 2021.
Foto: AP/Mark Schiefelbein
Jakarta -

Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas COVID-19, Sonny Harry B Harmadi mengungkap kondisi pandemi di Tanah Air terus melandai. Bahkan, dalam beberapa hari terakhir kasus terkonfirmasi positif COVID-19 berada di angka kurang dari 400 kasus per hari.

"Kita bersyukur sekali dalam beberapa hari terakhir kasusnya sudah di bawah 400 per hari," ujar Sonny dalam keterangan tertulis, Rabu (17/11/2021).

Dalam Dialog Produktif Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) - KPCPEN bertajuk 'Akhir Tahun Nyaman dengan Prokes Aman', Sonny menjelaskan bahwa angka ini jauh di bawah yang ditetapkan WHO. Diketahui, WHO menyatakan pandemi terkendali jika kasus sudah kurang dari 10 kasus per 1.000.000 penduduk atau sekitar 2.700 kasus per hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau kita perhatian sejak tanggal 15 Oktober 2021 lalu, kasus terkonfirmasi sudah di bawah 1.000 orang," katanya.

Sonny pun berharap di libur Natal dan Tahun Baru nanti semua semua pihak betul-betul mematuhi protokol kesehatan (Prokes), melaksanakan arahan pemerintah, serta membangun kesadaran dan disiplin kolektif.

ADVERTISEMENT

Ia menekankan berdasarkan pengalaman setiap libur panjang selalu berisiko terjadi peningkatan kasus COVID-19. Untuk itu, menurutnya hal ini harus jadi perhatian. Sonny menambahkan, saat ini, berdasarkan indikator Google Mobility yang memantau pergerakan masyarakat di Jawa-Bali, terlihat bahwa mobilitas masyarakat mulai meningkat secara signifikan.

"Kalau disertai penurunan kedisiplinan protokol kesehatan bukan tidak mungkin berakibat lonjakan kasus. Jangan sampai lengah," ucapnya.

Oleh karena itu, ia mengingatkan semua pihak bahwa pandemi belum selesai. Lebih lanjut, Sonny menguraikan, saat ini kasus konfirmasi mingguan di 37 kabupaten/kota mengalami peningkatan. Bahkan, jumlah keterisian tempat tidur mingguan di 43 kabupaten/kota di Jawa dan Bali juga mengalami peningkatan.

Sementara itu, jika dihubungkan dengan kepatuhan protokol kesehatan memang terjadi penurunan angka kepatuhan. Ia mengatakan, sebelumnya kepatuhan memakai masker berada di angka 8,3 kini turun menjadi 8,1.

Ia pun menilai hal ini perlu menjadi perhatian bersama. Tak lupa Sonny meminta satgas di daerah agar jangan sampai terus terjadi penurunan kepatuhan terhadap protokol kesehatan dan berdampak peningkatan kasus.

"Meski saat ini kenaikan kasus masih dalam jumlah kecil namun harus tetap hati-hati dan berusaha melakukan upaya terbaik agar tidak berkembang cepat," kata Sonny.

Untuk mengantisipasi lonjakan kasus, lanjutnya, tiap dua pekan pemerintah melakukan asesmen secara berkala terkait indikator level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di setiap Kabupaten/Kota. Hal ini sangat penting untuk bisa mengevaluasi langkah yang perlu dilakukan.

Menurutnya, kondisi pandemi yang tengah melandai juga tidak lepas karena konsistensi dalam melaksanakan PPKM sesuai level. Ia pun menilai hal ini dukung oleh peningkatan vaksinasi dan perluasan penggunaan aplikasi PeduliLindungi untuk memastikan orang yang berada di ruang publik adalah sehat atau dengan risiko minimal. Selain itu, lanjutnya, pemerintah juga terus melakukan Kampanye 3 M (menggunakan masker, jaga jarak, dan juga rajin mencuci tangan).

Ia meyakini jika Indonesia bisa mempertahankan kasus yang rendah hingga Februari-Maret, maka Indonesia bisa menurunkan status dari pandemi ke endemi.

"Tapi kuncinya kita harus menjaga momentum ini dengan kepatuhan protokol kesehatan. Kasus melonjak atau melandai, perilaku masyarakat harus sama yaitu tetap menggunakan masker, jaga jarak, dan juga rajin mencuci tangan," tegas Sonny.

Sementara itu, Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko Wahyono pun mengingatkan agar masyarakat jangan sampai terlena akan euforia kondisi pandemi yang melandai. Miko menilai, masyarakat cenderung gampang lupa dengan badai COVID-19 yang terjadi pada Juli 2021 lalu.

"Hampir tiap hari kita mendengar kabar duka saat badai COVID-19 pada Juli 2021 lalu. Tapi sayangnya masyarakat gampang lupa, protokol kesehatan mulai abai," tutur Miko.

Ia pun berpendapat agar protokol kesehatan dapat diatur dalam peraturan daerah, hingga tingkat Kabupaten/Kota.

"Seperti kewajiban menggunakan masker dan larangan berkerumun," tambahnya.

Sementara itu, Passionate Homecook Putri Habibie mengatakan protokol kesehatan tidak bisa ditawar-tawar. Meski saat ini pandemi tengah mereda, Putri tetap memilih menggelar kelas online, meski permintaan kelas offline tinggi.

Ia pun mengaku terdapat kendala ketika menggelar kelas online, salah satunya harus beradaptasi dengan teknologi.

"Tetapi kesehatan dan keselamatan harus dijunjung tinggi. Karena kelas offline meningkatkan risiko karena harus bertemu banyak orang," tegas Putri.

(fhs/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads