Ketua Umum PBNU Said Aqil meminta agar Presiden Jokowi bersikap netral di Muktamar NU. Wakil Ketua Umum Gerindra Habiburokhman menilai permintaan itu normatif dan tidak ada tendensius ke arah lain.
"Kami menilai Pernyataan Kiai Said itu normatif, tidak tendensius kemana-mana," kata Haiburokhman, kepada wartawan, Jumat (12/11/2021).
"Normatif itu sama seperti statement 'mari jaga kebersihan', bukan berarti saat ini lingkungan tidak bersih," imbuhnya.
Dia meminta pernyataan Said Aqil tak perlu ditafsir lain. Habiburokhman meminta semua pihak untuk berprasangka baik.
"Jadi pernyataan Kiai Said itu nggak perlu kita tafsirkan macam-macam, kita harus saling berprasangka baik," ucapnya.
Meski begitu, Habiburokhman yakin Jokowi akan bersikap netral. Dia berharap proses muktamar berjalan lancar hingga selesai.
"Di sisi lain kami juga yakin kalau Pemerintah atau Presiden pasti bersikap netral," ucapnya.
"NU aset bangsa, pastinya kita semua mau proses muktamar berjalan lancar dan lepas dari politisasi," lanjut Habiburokhman.
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan menggelar muktamar pada Desember mendatang. Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj berharap Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan pemerintahannya bersikap netral dalam Muktamar NU itu.
"Harapan saya Pak Jokowi sebagai kepala negara ya dalam hal muktamar ini netral," kata Said Aqil dalam kunjungan silaturahmi PBNU dengan Transmedia, di Kantor Transmedia, Jakarta Selatan, Kamis (11/11/2021).
Said Aqil menyebut NU memiliki gaya sendiri dalam melakukan muktamar. Said Aqil ingin ketua umum yang dipilih merupakan pilihan NU sendiri.
"Biarkan NU punya gaya sendiri, punya hasil pemilihannya sendiri," ujarnya.
Sekali lagi, Said Aqil meminta agar pemerintah tidak ikut campur dalam Muktamar NU itu. Dia menyebut jika pemerintah ikut campur, maka berpotensi akan merusak Muktamar NU.
Lihat juga video 'Forum Silaturrahim Klaim Said Aqil Didukung 64 Persen Pengurus PBNU':
(eva/knv)