Analisis soal Sikap Puan Cuekin Interupsi Legislator PKS

Matius Alfons - detikNews
Selasa, 09 Nov 2021 09:06 WIB
Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno (Dok Adi Prayitno)
Jakarta -

Rapat paripurna pengesahan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa sempat berujung cekcok antara PKS dan pimpinan DPR. Pasalnya, interupsi anggota DPR fraksi PKS, Fahmi Alaydroes, diabaikan oleh Ketua DPR RI Puan Maharani.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menyayangkan sikap Puan mengabaikan interupsi anggota Dewan fraksi PKS. Menurutnya Puan seperti menunjukkan politik tirani mayoritas dalam rapat paripurna.

"Sangat disayangkan sekali interupsi saja ditolak. DPR itu tempat orang berkelahi ide. Tempat cekcok gagasan. Mestinya biarkan saja politisi PKS itu menyampaikan protesnya. Toh secara kuantitatif protes PKS tak penting, seperti buih di lautan karena mayoritas DPR sudah solid dukung pemerintah," kata Adi saat dihubungi, Senin (8/11/2021).

"Tapi secara kelembagaan, Puan sebagai Ketua DPR mestinya menunjukkan kehangatannya dengan berbagai protes dan diinterupsi. Dalam politik ini disebut 'tirani mayoritas'. Suara yang paling banyak tak gubris yang sedikit," lanjutnya.

Tak hanya itu, Adi menilai sikap Puan ini ternyata bisa berdampak negatif pada dirinya yang digadang sebagai potensial capres 2024. Dia beralasan menolak interupsi merupakan persoalan serius dalam politik.

"Dari segi komunikasi politik kurang baik ke Puan sebagai sosok yang digadang potensial capres 2024. Feedback-nya bisa negatif karena Puan dinilai tak siap perang gagasan dengan dewan lain. Apalagi ini yang kedua kalinya. Publik tahu, interupsi PKS itu nggak penting dari segi jumlah, tak ada yang dukung juga, tapi menolak interupsi jadi persoalan serius dalam politik," jelasnya.

Lebih lanjut, Adi menyampaikan Puan juga terkesan belum sepenuhnya matang menjadi calon pemimpin di masa depan. Dia menyebut persoalan mengabaikan interupsi ini bisa berpengaruh pada citra politik Puan Maharani.

"Feedback-nya kurang baik. Puan dinilai belum sepenuhnya matang jadi calon pemimpin masa depan. Jika pun ingin menolak interupsi dewan PKS, mestinya bukan Puan yang pimpin sidang, tapi Wakil DPR yang lain demi menghindari bully publik. Buktinya, Puan kembali di-bully gara-gara ini. Terkesan sepele sebenarnya tapi dalam politik citra itu penting. Intinya, untuk kepentingan ke depan, Puan mesti menghindari sesuatu yang bisa memancing polemik dan kegaduhan. Sekecil apa pun itu," ujarnya.

Simak video 'Legislator PKS Minta Maaf Gegara Sindir Puan Setelah Dicuekin':



Simak selengkapnya di halaman berikutnya.




(maa/idn)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork