Banjir kembali menggenangi 4 desa di 2 kecamatan di Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat (Kalbar). Daerah ini juga sempat direndam banjir pada awal Oktober lalu.
"Iya, ini banjir susulan dari kejadian (Senin, 4) Oktober kemarin. Sempat surut, tetapi hanya 2 minggu," kata Syafrudin Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Melawi dalam keterangan tertulis BNPB, Jumat (5/11/2021).
Keempat desa tersebut adalah Desa Tanjung Tengang dan Desa Tanjung Sari di Kecamatan Nanga Pinoh serta Desa Sungai Sampuk dan Desa Lihai di Kecamatan Menukung.
Berdasarkan laporan BPBD Kabupaten Melawi per 12.40 WIB siang tadi, sebanyak 725 warga Kabupaten Melawi masih mengungsi akibat kejadian banjir ini.
BPBD Kabupaten Melawi mendirikan posko pengungsian di beberapa titik bagi warga yang rumahnya terendam. Posko tersebut terdapat di Sekolah Dasar Negeri 03, Kantor Desa Natai Gunuk, Kantor Desa Sidomulyo, dan SMP Negeri 02.
Dalam upaya percepatan penanganan pascabanjir, BPBD Kabupaten Melawi berkoordinasi dengan instansi terkait untuk melakukan pendataan. BPBD juga mendirikan dapur umum di posko pengungsian.
BPBD setempat juga telah menyiapkan perahu karet apabila diperlukan untuk mengevakuasi warga. Hal ini sebagai antisipasi adanya penambahan ketinggian air.
Hingga hari ini, BPBD Kabupaten Melawi melaporkan ketinggian banjir di beberapa ruas jalan masih mencapai satu hingga satu setengah meter. Akibatnya, ruas jalan provinsi masih terputus, khususnya jalan penghubung Kabupaten Melawi dengan Kabupaten Sintang.
Banjir yang terjadi pada awal Oktober lalu itu menyebabkan kerugian materiil sebanyak 1.945 unit rumah terdampak. Empat rumah dan 1 unit gereja mengalami rusak berat, serta 2 unit fasilitas pendidikan terendam.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan cuaca, bahwa wilayah Kalimantan Barat berpotensi mengalami hujan lebat disertai kilat dan angin kencang hingga Minggu (7/11) mendatang.
Sebagai upaya dalam menangani adanya potensi dampak La Nina yang dapat terjadi hingga Februari 2022 mendatang, BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat agar meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi. BNPB juga meminta masyarakat memantau peringatan dini cuaca yang dikeluarkan oleh BMKG.