Batu -
Banjir bandang melanda Kota Batu mengejutkan warga. Ada beragam versi yang diyakini menyebabkan banjir bandang terjadi di anak Sungai Brantas.
Direktur Utama Perum Jasa Tirta I Malang, Raymond Valiant menyatakan, bahwa banjir terjadi di salah satu saluran (Anak sungai) alami yang kemudian bermuara ke Sungai Brantas.
Sementara kurang lebih selama hampir 2 jam, curah hujan sekitar 80 milimeter, sedangkan hujan di wilayah hulu sampai ke atas sekitar 100 milimeter.
"Curah hujan terjadi selama dua jam, antara pukul 2 siang sampai 4 sore. Yang terjadi itu mengangkut tanah, batu, kayu dan material lain dari permukaan tanah dan mengalirkan lewat jalur alami yang saat itu kanan-kirinya ada rumah penduduk," beber Raymond kepada wartawan di lokasi, Jumat (5/11/2021).
Raymond menambahkan, air turun dari Kota Batu kemudian masuk ke Sungai Brantas. Sore hari itu, tercatat debit air mencapai 430 meter kubik per detik di Kota Malang, sehingga memasuki kondisi siaga.
Namun, peningkatan debit air di Sungai Brantas cepat menurun pasca banjir. Namun, kata Raymond, harus tetap waspada melihat potensi hujan yang terjadi, khususnya di hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas.
Menurut Raymond, potensi adanya banjir bisa saja terjadi, apalagi saat ini memasuki periode basah atau disebut sebagai tahun La Nina pengaruh dari iklim gelombang La Nina.
Simak video 'Korban banjir Bandang Batu Bertambah Jadi 6 Orang':
[Gambas:Video 20detik]
Sementara secara terpisah Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, M Rizal menambahkan, curah hujan tinggi dan diperparah dengan kondisi tangkapan air banyak terbuka.
"Maka, menyebabkan banyak terjadinya erosi tanahnya, batu, kemudian juga kayu-kayu yang memang perlu diperbaiki supaya itu tidak terjadi. Ini memang perlu disyukuri juga kapasitas Sungai Brantas itu masih mencukupi sehingga tidak terjadi bencana yang besar," imbuhnya.
"Saya kira kita harus memperbaiki kedepannya. Jangan sampai nanti merembet ke Sungai Brantasnya. Jadi kita bersama Pemprov, Pemkab dan Pemkot harus menata lagi daerah tangkapan airnya agar lebih baik," sambungnya.
Rizal juga mengungkapkan, terjadinya fenomena pemenuhan alami atau natural dam di aliran sungai.
"Jadi airnya tidak mengalir tapi malah naik keatas. Terus kemudian bendung alami dari tanah batu dan kayu itu jebol. Itulah yang menyebabkan banjir bandang. Ini saya kira yang perlu ada langkah-langkah yang jelas, tegas itu menata daerah tangkapan air di Sungai Brantas ini," tandasnya.
Warga yang terdampak banjir bandang menduga, penyebab banjir karena adanya aktivitas perambahan hutan di hulu sungai. Hal itu terbukti dengan material yang terbawa banjir.
"Di atas digunakan wisata desa, ada perambahan hutan. Itu banyak kayu yang terbawa banjir," ujar Agus Budiono (52), warga Dusun Gintung, Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini