Fakta Anyar Gorong-gorong Maut Tangerang Ternyata Ada Gas Berbahaya

Round-Up

Fakta Anyar Gorong-gorong Maut Tangerang Ternyata Ada Gas Berbahaya

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 09 Okt 2021 07:59 WIB
Jakarta -

Pihak kepolisian masih menyelidiki insiden tewasnya lima orang dalam gorong-gorong di Jl Boulevard Raya Taman Royal, Cipondoh, Kota Tangerang. Terbaru, Puslabfor Polri menemukan adanya gas berbahaya dalam gorong-gorong tersebut.

Tim Puslabfor Polri telah turun ke lokasi pada Jumat (8/10) kemarin. Puslabfor mengambil sampel di lokasi untuk penelitian lebih lanjut.

Di sisi lain, polisi melakukan penyelidikan terkait tewasnya lima orang tersebut. Polisi menduga ada kelalaian terkait kematian lima orang tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Temuan Gas Berbahaya

Hasil penelitian sementara Puslabfor Polri, ditemukan adanya kandungan gas berbahaya dalam gorong-gorong tersebut. Temuan tersebut masih diteliti lebih lanjut oleh pihak Puslabfor.

"Sementara hasil yang kami ditemukan adalah gas berbahaya. Membahayakan manusia yang bercampur dengan air," ujar Kelapa Sub Bidang (Kasubbid) Toksikologi Lingkungan (Toklin) Puslabfor Bareskrim Polri Kompol Faizal Rachmad kepada wartawan di lokasi, Jumat (8/10/2021).

ADVERTISEMENT

Namun Faizal belum mengetahui secara pasti gas berbahaya jenis apa yang terkandung di dalam gorong-gorong itu. Pihaknya pun akan melakukan pemeriksaan lanjutan di Puslabfor Polri.

"Mengenai konsentrasi dan jenis gasnya belum tahu, nanti periksa lebih lanjut di Laboratorium Puslabfor di Subbid Tokling," kata Faizal.

Simak di halaman selanjutnya, polisi menduga ada kelalaian

Polisi Duga Ada Kelalaian

Polres Metro Tangerang Kota masih melakukan penyelidikan terkait insiden yang menewaskan lima orang tersebut. Polisi menduga adanya kelalaian dalam kejadian itu.

"Saat ini dari pihak kepolisian sedang mendalami terjadinya peristiwa ini. Meninggalnya lima orang akibat dari kelalaian yang tidak memperhatikan dengan keselamatan kerja oleh pihak pekerja," ujar Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Deoniju de Fatima kepada wartawan, Jumat (8/10/2021).

"(Mendalami) apakah mengarah ke kelalaian dari pihak pemborong atau kelalaian dari pihak lain mengakibatkan meninggalnya lima orang itu," imbuhnya.

Polisi Panggil Para Saksi

Sementara itu, polisi memanggil saksi-saksi terkait insiden tersebut. Diketahui saat itu sedang ada perbaikan kabel telekomunikasi saluran bawah tanah di gorong-gorong tersebut.

"Kita akan melakukan pemanggilan untuk memberikan keterangan terkait pekerjaan tersebut," ujar Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Deoniju de Fatima kepada wartawan, Jumat (8/10/2021).

Dari lima korban tewas, tiga orang di antaranya merupakan pegawai operator dan dua orang lainnya merupakan warga biasa. Selain itu, polisi akan mengecek surat perjanjian kerja antara PT Telkom dan pihak ketiga yang melakukan pengerjaan gorong-gorong tersebut.

Simak di halaman selanjutnya, duka keluarga salah satu korban tewas

Duka Ibunda Atas Meninggalnya Adit

Aditya Putra (20), menjadi salah satu korban tewas gorong-gorong di Tangerang. Kepergian Aditya meninggalkan duka bagi ibunda, Dyah Ariati.

Diah menceritakan, sebelum kejadian, Adit menunjukkan keanehan yang tidak biasa. Dia meminta ibunya mengantarkan sampai ke depan pintu untuk berangkat kerja.

Biasanya, sebelum berangkat kerja, Adit hanya mencium tangan ibunya, kemudian langsung berangkat menggunakan sepeda motor. Adit adalah pekerja laundry.

"Nggak biasanya dia gitu, dia cuma cium tangan saja biasanya. Ini dia minta anterin depan pintu, saya tanya kenapa sih, Mas? Dia masih males-malesan di motornya," ucap Diah.

Adit di Mata Ibunda

Sekitar pukul 13.00 WIB, Diah mendapatkan kabar bahwa Adit telah meninggal dunia. Menurut saksi yang melihat, mereka mengatakan saat itu Adit tengah membeli makanan. Kemudian, saat itu Adit mendengar teriakan orang minta tolong dalam gorong-gorong.

"Terus dengan responsifnya dia buka celana langsung masuk ke gorong-gorong itu. Kata saksi-saksi yang di sana seperti itu juga. Adit ini memang korban, tapi memang niat menolong," kata Diah.

Diah sempat tidak percaya saat mendapat kabar jika anaknya menjadi salah satu korban tewas di gorong-gorong tersebut. Ketika dia tiba di kamar jenazah RSUD Kabupaten Tangerang dan melihat jenazah anaknya dia baru percaya.

Dyah mengatakan Adit saat itu hendak menolong.

"Pribadinya memang begitu, gampang terenyuh kalau sama orang," kata Diah.

Kini, Dyah sudah mengikhlaskan kepergian anaknya. Meski sesekali dia masih tidak percaya anaknya meninggal, Dyah sudah ikhlas.

"Ya ada sih (bantuan), walaupun kasarnya saya sih ikhlas, karena anak saya memang tidak ada paksaan untuk menolong memang dari hatinya dia saja mau menolong," pungkasnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads