Lima orang tewas di dalam gorong-gorong di Cipondoh, Kota Tangerang, pada Kamis (7/10/2021). Ibunda dari salah satu korban, Aditya Putra (20), mengenang kepergian anaknya yang tewas keracunan gas saat menolong orang terjebak dalam gorong-gorong tersebut.
"Adit itu kerjanya di laundry, jadi bukan di Telkom. Jadi posisinya Adit itu ingin menolong orang Telkom gitu," jelas Ibunda Adit, Dyah Ariati, saat ditemui di kediamannya di Joglo, Jakarta Barat, Jumat (8/10).
Diah menceritakan, sebelum kejadian, Adit menunjukkan keanehan yang tidak biasa. Dia meminta ibunya mengantarkan sampai ke depan pintu untuk berangkat kerja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Biasanya, sebelum berangkat kerja, Adit hanya mencium tangan ibunya, kemudian langsung berangkat menggunakan sepeda motor.
"Enggak biasanya dia gitu, dia cuma cium tangan aja biasanya. Ini dia minta anterin depan pintu, saya tanya kenapa sih Mas? Dia masih males-malesan di motornya," ucap Diah.
Adit di Mata Ibunda
Sekitar pukul 13.00 WIB, Diah mendapatkan kabar bahwa Adit telah meninggal dunia. Menurut saksi yang melihat, mereka mengatakan saat itu Adit tengah membeli makanan. Kemudian, saat itu Adit mendengar teriakan orang minta tolong dalam gorong-gorong.
"Terus dengan responsifnya dia buka celana langsung masuk ke gorong-gorong itu. Kata saksi-saksi yang di sana seperti itu juga. Adit ini memang korban, tapi memang niat menolong," kata Diah.
Diah sempat tidak percaya saat mendapat kabar jika anaknya menjadi salah satu korban tewas di gorong-gorong tersebut. Ketika dia tiba di kamar jenazah RSUD Kabupaten Tangerang dan melihat jenazah anaknya dia baru percaya.
"Itu karena menyedot gas beracun karena memang sudah diuji coba karena itu gorong-gorong sudah lama tak terpakai. Keteledoran seperti apa saya kurang tahu. Kalau saya mikirnya ya mungkin anak saya niat membantu para korban yang minta tolong itu dengan spontannya dia ada nggak mikir ada gas beracun atau tidak," jelasnya.
Ibunda Ikhlaskan Kepergian Adit
Menurut pengakuan ibunya, Adit dikenal sebagai pribadi yang supel dan mudah bergaul. Adit juga dikenal sebagai pribadi yang ringan tangan dan ramah dengan siapa saja.
"Pribadinya memang begitu, gampang terenyuh kalau sama orang," kata Diah.
Kini, Dyah sudah mengikhlaskan kepergian anaknya. Meski sesekali dia masih tidak percaya anaknya meninggal namun Dyah sudah ikhlas.
"Ya ada sih (bantuan), walaupun kasarnya saya sih ikhlas, karena anak saya memang tidak ada paksaan untuk menolong memang dari hatinya dia aja mau menolong," pungkasnya.
(ain/mei)