Penjelasan Lurah Kembangan Utara soal Persekusi Warga Permata Buana

Penjelasan Lurah Kembangan Utara soal Persekusi Warga Permata Buana

Firda Cynthia - detikNews
Rabu, 06 Okt 2021 17:45 WIB
Jakarta -

Petugas kelurahan terseret dalam kasus dugaan persekusi Hartono Prasetya alias Toni (64), warga Permata Buana, Kembangan Utara, Kembangan, Jakarta Barat. Terkait hal itu, Lurah Kembangan Utara Rudi Hartono memberi penjelasan.

Rudi menjelaskan saat itu pihaknya mendatangi Toni di rumahnya untuk menindaklanjuti keluhannya soal portal jalan. Yang hadir saat itu adalah Kepala Seksi Pemerintahan Kelurahan Kembangan Utara Danang.

"Kita bikin surat tugas. Itu ada Kasi Pemerintahan, Pak Danang, kan ada surat tugasnya. Coba datangi ke rumah Pak Toni maunya apa," kata Rudi saat ditemui di kantornya, Kembangan Utara, Kembangan, Jakarta Barat, Rabu (6/9/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, Rudi mengaku tidak tahu-menahu soal adanya persekusi. Rudi juga menegaskan pihaknya tidak melakukan persekusi, melainkan datang ke rumah Toni untuk menanyakan soal keluhan Toni itu.

"Kalau persekusi, itu datangnya warga dari mana, itu saya nggak tahu," katanya.

ADVERTISEMENT


Tak Tahu soal Kedatangan Warga


Sebelumnya, pengacara Toni, Oktavianus Rasubala, juga mengungkap adanya oknum RT yang mengerahkan warga untuk mendatangi rumah Toni. Terkait hal ini, Rudi pun mengaku tidak tahu-menahu soal ajakan tersebut.

"Nah, warga yang lain pada dateng apa gimana kan nggak tahu kita. Justru saya nggak tahu ada ajakan itu," katanya.

Menurutnya, beberapa hari setelah insiden Toni merasa dirinya dipersekusi warga, Rudi mendatangi kediaman Toni. Saat itu Toni meminta kepada Rudi agar penjagaan di sekitar rumahnya diperketat.

"Hari Senin saya dateng ke rumah Pak Toni. Itu ngobrol baik-baik, cuma mau tahu maunya Pak Toni. 'Ini (pos penjagaan) jangan di sana aja, Pak, yang dijaga (satpam)'. 'Oh iya, saya sampaikan ke RW ya', kan gitu," terang Rudi.

"Itu sudah dilakukan, yang jaga tadinya hanya satu sisi jalan sebelah sana, sekarang ditambah jadi dua sisi yang jaga," sambung dia.

Meskipun begitu, ia menuturkan bahwa permohonan pemasangan portal di jalan depan rumah Toni, Jalan Pulau Panjang, tidak memungkinkan untuk dipenuhi. Sebab, kata dia, hal itu di luar kewenangannya.

"Tapi kalau untuk penutupan portal, itu kan sama Dishub tidak dibolehkan, kan," ujarnya.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya


Toni Didatangi Oknum Aparat dan Warga

Sebelumnya, Oktavianus menyampaikan kliennya didatangi oleh oknum aparat hingga warga pada 26 Februari 2021. Kedatangan oknum aparat, menurut Oktavianus, tidak ubahnya seperti demo.

Oktavianus menjelaskan ketika itu Toni keluar menemui mereka. Sempat terjadi adu mulut saat itu.

"Mau diambil kunci, 'Kenapa mau lari kamu', itu kan mau diambil kunci gitu loh. Karena begitu suasananya, dia (Toni) takut, akhirnya dia tetap di dalam," kata Oktavianus, Selasa (5/10).

Setelah itu, Toni akhirnya tidak jadi membuka pintu gerbang karena ketakutan.

"Nggak jadi dia ambil kunci, karena dianggap mau lari, dianggap tidak menghormati. Karena dia takut mau buka, keadaan begitu lho. Ya sudah, dia layani mereka di balik pintu gerbang," jelasnya.

Berikut petikan percakapan antara Toni dengan pihak kelurahan, RT yang juga dihadiri petugas Dishub dan Satpol PP berdasarkan video yang diterima detikcom:


Petugas kelurahan: Tolong hargai kami ya, Pak.

Di tengah percakapan antara Toni dengan pria berbaju biru dan pihak RT, terdengar teriakan warga lainnya 'Keluar dari Permata Buana, kamu!".

Petugas kelurahan: Biarkan Bu RT untuk hadir, untuk datang, saya bawa Dishub ini untuk memberikan keterangan dengan laporan Pak Toni.

Bu RT: Tolong dibukalah (pintu gerbangnya-red), Pak Toni.

Toni: Bukan, saya mau buka pintu, mau ambil kunci. Sekarang saya ke sana, dia marah.

Bu RT: Pak Toni masuk ambil kunci sekarang, biarkan kami perwakilan masuk.

Petugas kelurahan: Pak Toni, kami ini hadir karena akan menindaklanjuti laporan Pak Toni. Tapi Pak Toni main pergi saja, tolong hargai kami, Pak.

Toni: Lho, saya mau ambil kunci, ini kan dikunci.

Petugas kelurahan: Nggak... dengerin dulu Pak ya. Intinya di sini, Pak Dishub dan jajaran Satpol PP dan saya untuk mau menindaklanjuti laporan Pak Toni, seperti itu.

Toni: Situ kan mau masuk.

Petugas kelurahan: Dengerin dulu Pak, ya. Intinya Bapak pengin portal di ujung sana...(tidak terdengar jelas-red). Bener nggak? Bener nggak?

Toni: Tunggu, situ mau ngomong apa, yang saya ke dalem atau gimana?

Bu RT: Ya sudahlah dulu, Pak. Baru buka dulu. Buka dulu dong Pak Toni, buka dulu.

Rekaman video kemudian berakhir. Oktavianus mengatakan kliennya saat itu tidak menemui kembali aparat di lokasi lantaran ketakutan.

Halaman 2 dari 2
(mea/mea)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads