Jakarta -
Teluk Jakarta kini terkontaminasi paracetamol berdasarkan studi yang dilakukan sejumlah akademisi. Pemprov DKI Jakarta mulai menelusuri asal muasal paracetamol yang mencemari perairan Teluk Jakarta.
Dirangkum detikcom, Sabtu (2/10/2021), peneliti dari School of Pharmacy and Biomolecular Sciences, University of Brighton, Lewes Road, Brighton, United Kingdom Centre for Aquatic Environments, University of Brighton, Lewes Road, Brighton, United Kingdom, Research Center for Oceanography, dan Indonesian Institute of Sciences (LIPI/BRIN) dalam jurnal Science Direct, Agustus 2021, menganalisis sampel yang dikumpulkan di empat lokasi Teluk Jakarta, dan satu lainnya di pantai utara Jawa Tengah.
Jajaran peneliti adalah Wulan Koagouw, Zainal Arifin, George WJ Olivier, dan Corina Ciocan. Mereka menemukan konsentrasi tinggi paracetamol di Angke, yaitu 610 nanogram per liter, dan Ancol 420 ng/L, keduanya di Teluk Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Temuan para peneliti ini merupakan studi pertama yang menganalisis gambaran kualitas air laut berkaitan dengan kontaminasi paracetamol di perairan pesisir sekitar Indonesia. Meski begitu, para ilmuwan menyebut studi gambaran awal ini masih membutuhkan analisis lebih lanjut.
"Mengingat pertimbangan obat-obatan sebagai kontaminan yang muncul, data ini menunjukkan penyelidikan lebih lanjut diperlukan," sambung mereka.
Setidaknya data ini menjadi gambaran awal terhadap kualitas air laut di daerah-daerah Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa parameter nutrisi melebihi batas Baku Mutu Air Laut Indonesia.
Pemprov DKI Jakarta Turun Tangan
Temuan awal sejumlah peneliti ini langsung ditanggapi oleh Pemprov DKI Jakarta. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta menindaklanjuti temuan ini.
"Kita akan perdalam hasil riset tersebut dan mencari sumbernya untuk menghentikan jika benar ada pencemaran parameter tersebut," kata pejabat Humas DLH DKI Jakarta Yogi Ikhwan saat dihubungi.
Kandungan obat-obatan di air laut, menurut Yogi, termasuk ke dalam parameter khusus yang jarang diteliti. Kendati demikian, temuan ini dapat dikategorikan sebagai pencemaran air laut. Oleh sebab itu, pihaknya membutuhkan pendalaman untuk menguji kualitas air laut di Teluk Jakarta.
Simak selengkapnya, di halaman selanjutnya:
"Iya (pencemaran), karena bukan pada tempatnya. Paracetamol kok ada di laut, apa pun yang tidak pada tempatnya, apa pun yang melebihi kadarnya di suatu tempat tergolong pencemaran," jelasnya.
Yogi menuturkan, selama ini DLH rutin melakukan pemantauan air laut selama dua kali dalam setahun. Kendati demikian, paracetamol tak menjadi komponen yang diuji.
"Kalau paracetamol bukan parameter yang standar ya. Cuma memang si perisetnya meneliti yang lebih spesifik, mungkin karena punya pengalaman tertentu makanya kepikiran ke arah sana. Nanti kita cek juga sih, nanti bisa jadi parameter yang kita ukur juga," ujarnya.
Simpulan Awal Peneliti
Peneliti Pusat Penelitian Oseanografi BRIN, Zainal Arifin, yang terlibat dalam penelitian ini, mengungkap sumber paracetamol ini. Dugaan awalnya, paracetamol ini berasal dari masyarakat yang memakai obat tersebut secara berlebihan.
"Pemakaian yang berlebihan karena mudahnya akses masyarakat pada paracetamol. Ini kan obat analgesik kan, kalau sakit-sakit kan minum itu," ujar Zainal saat dihubungi detikcom.
Selanjutnya, dia menjelaskan kandungan paracetamol ini juga bisa dikarenakan sistem pembuangan air dari rumah-rumah warga yang buruk. Hal ini membuat kotoran yang terbuang tak bisa terurai dengan baik.
"Waste water treatment kita yang kurang baik. Yang tidak bisa menyaring paracetamol itu kalau kita minum paracetamol berlebihan itu akan terbuang melalui air seni dan feses kita, lalu masuk septic tank. Jadi pengelolaannya yang kurang bagus," ungkapnya.
Selain itu, Zainal mencontohkan perihal warga di pesisir utara Jakarta yang sistem pembuangannya langsung ke sungai tanpa diurai terlebih dahulu. Menurutnya, hal ini bisa menjadi salah satu sumber tingginya pencemaran paracetamol di laut Jakarta.
"Kalau lihat saja misalnya di Sungai Sunter itu, bagaimana nelayan membuang pipis dan BAB kan langsung dibuang ke sungai. Dan orang sakit kan nggak cuma satu. Belum lagi dari Bogor," kata Zainal.
Simak selengkapnya, di halaman:
Wagub DKI: Limbah Farmasi Naik Akibat COVID
Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan DLH DKI saat ini tengah meneliti sumber paracetamol tersebut. Menyangkut adanya temuan awal ini, Riza menyebut limbah farmasi sedang naik karena pandemi.
"Sedang diteliti oleh LH DKI Jakarta sesuai dengan PP (Nomor) 22 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup," kata Riza, di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat.
Riza kemudian berbicara peningkatan limbah farmasi akibat pandemi COVID-19. Meskipun tak memerinci berapa persen peningkatannya, dia memastikan penanganan limbah farmasi akibat pandemi telah diantisipasi.
"Limbah farmasi memang meningkat kan saat COVID-19. Tentu Dinas Kesehatan sudah melakukan upaya-upaya antisipasi bersama Dinas Lingkungan Hidup, agar memastikan semua limbah bisa disalurkan ke tempat-tempat pengelolaan limbah sesuai SOP," sebut Riza.
Desakan Komisi D DPRD DKI
DLH DKI Jakarta menyatakan menindaklanjuti temuan perihal air laut di sejumlah titik di Teluk Jakarta mengandung paracetamol. Komisi D DPRD DKI meminta DLH DKI juga mencari tahu asal paracetamol yang mencemari Laut Jakarta itu.
"Kalau bisa mereka (Dinas LH) mengecek juga, mengambil sampel ke laboratorium, mencari penyebabnya dari mana," kata Wakil Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Nova Harivan Paloh, kepada wartawan.
"Karena kan, kalau dilihat masalah paracetamol ini kan datangnya dari mana? Itu kan perlu ada pengecekan di laboratorium juga. Artinya kan dari penelitian ini saya minta konfirmasi dari Dinas LH untuk, misalnya bagaimana hal tersebut bisa diteliti lebih jauh lagi," tambahnya.
Nova memastikan Komisi D DPRD DKI akan memanggil pihak DLH. Komisi D akan meminta penjelasan terkait segala hal menyangkut pencemaran di Laut Jakarta itu.
"Yang pasti saya akan meminta penjelasan dari Dinas LH. Artinya, terkait pencemaran yang berkaitan dengan paracetamol ini," terang Nova.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini