Kronologis Lengkap MC Wanita Tak Boleh Tampil di Acara Gubernur Bali

Kronologis Lengkap MC Wanita Tak Boleh Tampil di Acara Gubernur Bali

Sui Suadnyana - detikNews
Kamis, 16 Sep 2021 00:36 WIB
Ilustrasi
Foto: Ilustrasi (Foto: Getty Images/iStockphoto/Chinnapong)
Denpasar -

Seorang master of ceremony (MC) wanita bernama Putu Dessy Fridayanthi dilarang tampil di panggung saat acara kementerian karena dihadiri oleh Gubernur Bali Wayan Koster. Dessy pun kini menceritakan kronologis lengkap kejadian tersebut.

"Karena banyak banget yang masih bertanya tentang kronologis kejadian pada hari Jumat lalu, tanggal 10 September 2021, supaya tidak simpang siur dan akhirnya mengomentari yang tidak-tidak dan menyalahkan pihak-pihak yang tidak bersalah sebagai kambing hitam, saya cerita ya gini kronologis sebenarnya," kata Dessy dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Kamis (16/9/2021).

9 September

Menurutnya, semua bermula pada Kamis (9/9) siang, Dessy dihubungi pihak event organizer (EO) untuk dapat menjadi MC di suatu acara di Kabupaten Badung, Bali untuk Jumat 10 September 2021. Kemudian Dessy minta dikirimkan susunan acara untuk mengetahui pejabat siapa saja yang akan datang di acara tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dan disana tertulis, 'Menteri didampingi oleh Gubernur Bali'. Saya langsung tanyakan saat itu ke EO, mas ini Gubernur sudah ada konfirmasi akan hadir atau tidak Jawabannya, ya mbak, update terakhir katanya Gubernur akan hadir mendampingi Menteri," kata Dessy.

"Saya langsung komen dong, wah kalau beliau hadir, MC-nya pasti gak boleh cewek, karena pengalaman saya tiga tahun terakhir ini seperti itu. 'Coba mas tolong dikonfirmasi dulu ke protokol Gubernur atau ke client,' saya sampaikan begitu ke EO. EO menjawab, siap mbak," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

Masih pada Kamis (9/9) sekitar pukul 19.45 Wita, Desay dihubungi kembali oleh EO dan memastikan Dessy menjadi pembawa acara keesokan harinya. Pihak EO pun meminta agar Dessy datang ke lokasi untuk gladi pukul 10.00 Wita.

"Tentu saya tanya lagi, sudah disampaikan ke protokol Gubernur kalo MC-nya cewek mas? Jawaban EO, 'ini protokol Gubernur sedang rapat di dalam, sudah saya kasi susunan acara dan mereka sudah tau MC-nya mba Ecy. Gubernur hanya mendampingi Menteri mbak, tidak ada speech, hanya sebagai undangan,'" kata Dessy menirukan ucapan pihak EO tersebut.

"Oh OK gitu pikir saya. Mungkin karena Gubernur hanya sebagai undangan ya, makanya MC boleh cewek, gitu pikiran positif saya," imbuhnya.

10 September

Keesokan harinya, pada Jumat (10/9), Dessy tiba di lokasi acara pukul 10.00 Wita bersama asistennya. Setelah melakukan rapid test antigen dengan hasil negatif, Dessy dan asistennya dipersilahkan memasuki lokasi acara. Di sana Dessy melakukan briefing dengan pihak EO serta client dan kemudian dilanjutkan dengan gladi. Acara rencana akan dimulai pukul 14.00 Wita.

Dessy kemudian melakukan gladi dengan EO di bawah arahan protokol kementerian dan disaksikan tim protokol Gubernur Bali yang sudah hadir. Dessy mengatakan, ada tiga orang team protokol Gubernur Bali yang hadir saat acara.

Pada saat gladi, salah satu protokol Gubernur Bali sempai menghampiri Dessy dan memintanya jika menyebutkan nama Gubernur Bali tanpa diisi 'I' di depan, cukup hanya menyebutkan 'Wayan Koster'. Saat itu, protokol Gubernur Bali tidak ada yang menyampaikan adanya pelarangan kepada Dessy agar tidak tampil di panggung.

"Jadi pada saat geladi salah satu protokol Gubernur sudah berkomunikasi dengan saya dan hanya berpesan seperti itu. Tidak ada melarang saya tampil di depan panggung," ucapnya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Setelah itu, Dessy kemudian bergegas untuk mengganti pakaian, sebab menurut protokol kementerian, rombongan sudah meluncur ke lokasi acara. Setelah berganti pakaian dan touch up make up, Dessy bermaksud untuk stand by di lokasi acara. Saat itu, pihak EO tiba-tiba datang dan meminta Dessy untuk membawakan acara dari ruangan saja.

"'Mbak Ecy, nanti nge-MC-nya dari sini saja ya, gak usah keluar. 'Hah?' Saya kaget dong, 'maksudnya pak?' kata client lagi, 'iya arahan dari protokol Gubernur, Mbak gak boleh keluar nge-MC-nya, dari dalem saja'. 'Terus protokol menteri sudah tau?' Saya tanya. 'Ini mau saya kasih tahu sekarang,' kata EO-nya," papar Dessy.

Dessy mengatakan, protokol kementerian juga kaget saat diberi tahu bahwa MC tidak boleh tampil di panggung. Protokol kementerian pun bingung dengan adanya arahan tersebut.

"Dia tanya alasannya ke EO, jawaban EO, arahan dari protokol Gubernur. Ketika ditanya alasannya ke protokol Gubernur, jawabannya atas arahan Gubernur. Protokol menteri mulai gusar dong, gimana mungkin MC bisa membawakan acara jika tidak melihat situasi apa yang terjadi di luar sana. Sementara saat geladi sudah ditekankan, MC harus fokus dan melihat langsung pergerakan menteri agar acara dapat berjalan lancar," papar Dessy.

Protokol menteri kemudian meminta kepada protokol Gubernur Bali untuk mengizinkan MC agar dapat berdiri di belakang penonton saja. Menurut protokol menteri, posisi itu notabene sangat jauh dari panggung, namun masih dapat melihat pergerakan apa saja yang terjadi di depan panggung.

"Itupun tidak diperbolehkan. Protokol kementerian hanya bisa geleng-geleng kepala dengan aturan ini. Tapi mereka tidak mau berdebat lebih lanjut, karena acara akan segera dimulai," ujar Dessy.

"Kata protokol Gubernur, 'ada satu teman saya yang sudah berdiri di depan panggung yang akan menginformasikan saya kapan acara bisa dimulai melalui HT, dan nanti saya yang akan memberitahu ke MC kapan harus ngomong," jelasnya

"OMG! Saya speechless dengarnya. Maka saya bilang, sepanjang 23 tahun perjalanan karir saya sebagai MC, saya belum pernah diperlakukan seperti ini dan belum pernah membawakan acara dengan cara begini," kata Dessy heran.

Saking kesalnya, Dessy waktu itu sempat mengaku kepada protokol menteri agar pulang saja karena rasanya tidak bisa membawakan acara dengan cara yang diminta oleh protokol Gubernur Bali. Akan tetapi, protokol kementerian memohon kepada Dessy untuk tidak pulang.

Protokol kementerian juga meminta tolong kepada Dessy agar membantu membawakan acara. Sebab, jika acara tidak berjalan dengan lancar, hal tersebut dapat mencoreng nama menteri nantinya.

"Belom sempat saya menjawab, dari HT EO sudah mulai ribut dan menyuruh MC untuk segera opening karena rombongan telah tiba. 'MC opening, MC mulai. MC mulai,'. Karena situasi sudah tidak memungkinkan saya untuk meninggalkan acara, ya saya inisiatif, buka sepatu, naik kursi agar bisa melihat situasi di luar sana dan memandu acara dari balik jendela tinggi," tutur Dessy.

"Karena tadinya saya mau ngintip sedikit saja dari lubang pintu, sudah disuruh minggir lagi supaya nggak keliatan dari luar. Jadi sampai acara selesai saya membawakan acara dari balik jendela dengan naik kursi. Dan pintu keluar dijaga oleh seorang protokol yang badannya paling besar dari mereka bertiga yang datang untuk memastikan saya tidak keluar selama membawakan acara," lanjutnya.

Acara Berjalan Lancar

Dessy menegaskan, acara yang ia bawakan berjalan dengan lancar, walaupun ada beberapa kendala teknis seperti microphone tidak berbunyi kemungkinan karena jarak yang sedikit jauh dari server mic di luar.

"Namun overall acara berjalan sesuai dengan arahan protokol kementerian. Protokol kementerian mengucapkan banyak terimakasih kepada saya, dan mohon maaf atas ketidaknyamanan saya harus MC dengan cara seperti itu," kata Dessy.

"Sementara protokol Gubernur? Setelah rombongan menteri dan gubernur meninggalkan lokasi acara, mereka pun langsung balik badan bubar jalan," kisah Dessy.

Sebelumnya, curhat seorang master of ceremony (MC) yang tidak boleh muncul di panggung dan diperlakukan seperti tahanan di acara yang dihadiri Gubernur Bali viral di media sosial. Curhatan tersebut diunggah oleh Putu Dessy Fridayanthi dalam instastory-nya di akun @ecymcbali.

"23 tahun pengalaman saya sebagai MC, baru kali ini saya diperlakukan layaknya tahanan atau maling yang tidak boleh muncul di panggung," tulisnya dalam unggahan itu seperti dikutip detikcom seizin Dessy, Minggu (12/9/2021).

"Alasannya apa? Karena acara dihadiri oleh Gubernur Bali. Protokol gubernur mengatakan ini perintah @gubernur.bali @kostergubernurbali karena MC-nya cewek, jadi tidak boleh tampil cukup suara saja yang terdengar," imbuh Dessy dalam unggahannya itu.

Halaman 2 dari 3
(maa/maa)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads