Wali Kota Medan, Bobby Nasution, mengaku kesal karena data kasus Corona susah didapat dari Pemprov Sumatera Utara (Sumut). Gubernur Sumut (Gubsu) Edy Rahmayadi berjanji akan memberi data Corona yang disebut Bobby sulit didapat.
"Nanti dikasih. Nanti saya perintahkan (untuk dikasih)," kata Edy di rumah dinas Gubsu, Medan, Senin (13/9/2021).
Edy mengatakan seharusnya data itu diberikan dengan mudah. Dia menilai ada miskomunikasi antara dinas terkait soal data Corona tersebut.
"Harusnya tak seperti, itu komunikasi saja yang belum tepat. Nanti mudah-mudahan dia pasti," ujarnya.
Dia mengatakan persoalan data akan diatur dan dievaluasi kembali. Seharusnya, kata Edy, data Corona diberikan Kota Medan ke Pemprov Sumut, bukan sebaliknya.
"Sebenarnya data itu dari bottom up, dari bawah ke atas. Bukan dari atas ke bawah. Karena Pemprov ini mengambil data dari bawah," tutur Edy.
"Dengan data yang tidak sinkron, dia akan berpengaruh. Karena ini model digital yang harus diakses oleh Jakarta, pusat. Nanti harus diatur dan dievaluasi kembali," tambahnya.
Polemik soal data Corona ini berawal saat Edy Rahmayadi menyebut ada empat daerah di Sumut yang data kasus Corona-nya kacau. Edy mengatakan Medan jadi salah satu daerah dengan data yang kacau.
"Kita empat yang kacau ini, empat kabupaten/kota kacau. Medan, Sibolga, Madina, dengan Siantar, kacau ini," kata Edy di rumah dinas Gubsu, Medan, Jumat (10/9).
Edy mengatakan banyak data ganda terkait kasus Corona di empat wilayah itu. Menurutnya, banyak daerah lain yang kacau, tapi tak separah empat wilayah tersebut.
Dia menduga kesalahan terjadi saat proses input data. Edy mengatakan ada dua kemungkinan penyebab masalah data, yakni petugas yang gagap teknologi alias gaptek dan kendala sinyal internet.
"Sekali lagi, kita gaptek, tidak terlalu jago. Atau daerah kita itu sinyalnya timbul-tenggelam. Karena IT itu perlu sinyal," ujarnya.
Simak juga 'Saat Bobby Nasution Bersiaga Cegah Varian Corona di Pelabuhan Medan':
(haf/haf)