Di era serba digital seperti saat ini, masih ada desa yang tidak memiliki infrastruktur penghubung. Hingga akhirnya ada warga yang berinisiatif membangun jembatan agar warga lainnya bisa beraktivitas. Namun, ada tarif yang dikenakan kepada warga yang ingin menggunakan jembatan penghubung tersebut.
Jembatan berbayar tersebut menjadi akses penghubung antara Desa Salujambu dan Desa Lawewe. Dua desa tersebut berada di Kecamatan Lamasi, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Warga di salah satu desa tersebut, yang enggan disebutkan identitasnya, menceritakan awal mula pembangunan jembatan berbayar tersebut. Pembangunan jembatan berbayar tersebut dilakukan karena warga Desa Salujambu dan Lawewe harus menyeberangi sungai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dulu pakai perahu atau rakit, tapi kendalanya kalau ada apa-apa yang mendesak malam-malam, terus harus menyeberang, sementara penjaga rakit tidak di situ berjaga 24 jam. Akhirnya ada seseorang yang biasa dipanggil Pak Bakra berinisiatif menawarkan untuk membangun jembatan dengan uang pribadi, dan di setujui oleh warga Desa," kata LW saat berbincang dengan detikcom, Kamis (9/9/2021).
Biaya yang dikenakan ke warga yang ingin menyeberang itu digunakan untuk perawatan jembatan. Perawatan jembatan disebut dilakukan secara berkala.
"Jembatan dikenakan biaya penyeberangan. Hasilnya, sebagian untuk biaya perawatan jembatan rutin tiap 3 bulan atau 5 bulan. Jembatan diperbaiki terkadang dengan biaya besar karena kerusakan berat," sebut LW.
Kepala Desa Tak Tahu Ada Biaya
Terpisah, Kepala Desa Salujambu Haerullah membenarkan bahwa jembatan tersebut dibangun menggunakan dana pribadi atas kesepakatan warga desa. Namun dia mengaku tidak pernah dikenai biaya saat melintasi jembatan tersebut.
"Dulunya jembatan tersebut belum ada. Persis dibangunnya saya lupa, yang jelas sudah lama. Itu memang milik pribadi, dibangun atas kesepakatan warga karena saat itu akses susah. Tapi kalau untuk bayaran saya kurang tahu, karena selama saya melewati jembatan tersebut belum pernah saya bayar," katanya.
Berbeda dengan Haerullah, Bhabinkamtibmas Salujambu mengonfirmasi bahwasanya ada biaya yang harus dibayarkan oleh warga jika ingin menggunakan jembatan tersebut untuk menyeberang. Dia meminta pemerintah setempat segera menyelesaikan persoalan tersebut.
"Kalau mau menyeberang lewat jembatan ya bayar. Kalau tidak mau membayar cari jalan lain, karena itu jembatan memang milik pribadi. Jadi kalau mau bagus, di kampung sebelah enak, di sini juga enak. Pemerintah harus cepat-cepat membangun jembatan," ungkapnya.
Jembatan tersebut merupakan akses satu-satunya. Meskipun berbayar, warga dua desa tersebut terbantu, karena rata-rata mereka bertani dan berkebun. Sementara ada warga Desa Lawewe yang kebun atau sawahnya berada di Desa Salujambu, begitu sebaliknya.
Baca selengkapnya di halaman berikutnya.
Lihat juga Video: Sungai Cidurian Bogor Meluap, Jembatan Putus-Rumah Rusak