Kapolda Sumatera Selatan (Sumsel) Irjen Eko Indra Heri dimutasi menjadi Koordinator Staf Ahli (Koorsahli) Kapolri. Mutasi jabatan terjadi setelah heboh prank donasi Rp 2 triliun dari keluarga pengusaha Akidi Tio.
Irjen Eko menyatakan akan terus bersemangat. Dia tidak menyoal mutasi jabatan yang terjadi.
"Alhamdulillah. Tetap semangat dan terus tebarkan kebaikan," kata Irjen Eko ketika dimintai konfirmasi detikcom, Kamis (26/8/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Persoalan donasi bodong dari anak Akidi Tio, Heryanty, masih terus diusut polisi. Heryanty sudah beberapa waktu lalu menjalani observasi kejiwaan.
Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui jumlah uang di rekening Heryanty tidak sampai Rp 2 triliun. Kejelasan donasi tersebut masih menunggu hasil pemeriksaan-pemeriksaan.
Setelah terungkap uang donasi tidak mencukupi, Irjen Eko pernah menyampaikan permohonan maaf. Permohonan maaf ditujukan kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan masyarakat Indonesia.
"Secara pribadi saya mohon maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia. Khususnya jelas kepada bapak Kapolri, pejabat utama Mabes Polri, anggota Polri se-Indonesia dan masyarakat Sumatera Selatan," kata Eko membuka konferensi pers di Polda Sumsel, Kamis (5/8/2021).
![]() |
Dia juga meminta maaf kepada tokoh agama, Gubernur Sumsel Herman Deru hingga Danrem Garuda Dempo Brigjen TNI Agus, karena ikut terlibat dalam seremoni pernyataan pemberian sumbangan Rp 2 triliun dari keluarga Akidi Tio.
Eko menilai kegaduhan itu berasal dari dirinya. Dia mengaku tidak hati-hati atas rencana bantuan Rp 2 triliun yang akhirnya menimbulkan kegaduhan.
"Kegaduhan ini tentu karena kesalahan saya sebagai individu. Sebagai manusia biasa dan saya mohon maaf. Ini terjadi karena ketidakhati-hatian saya selaku individu ketika mendapat informasi awal," katanya.
Kapolda Sumsel mengaku kurang hati-hati sehingga memicu polemik hibah bodong Akidi Tio. Dia meminta maaf atas polemik yang terjadi.
"Sebagai manusia biasa dan saya mohon maaf. Ini terjadi karena ketidakhati-hatian saya selaku individu ketika mendapat informasi awal," katanya.
Di sisi lain, dia berharap polemik ini tak membuat warga ragu jika ingin berdonasi. Dia mengaku memaafkan keluarga Akidi Tio terlepas dari ada-tidaknya dana Rp 2 triliun yang dijanjikan serta memaafkan.
Dia juga berterima kasih kepada pihak yang mengkritik serta memuji rencana sumbangan itu
"Saya berpesan kepada donatur yang masih ingin memberikan bantuan jangan mundur, jangan ragu, percayalah, tebarkan selalu kebaikan," katanya.
Kapolda Sumsel sempat ziarah ke makam Akidi Tio. Apa penjelasan Polri terkait mutasi ini? Simak di halaman selanjutnya.
Tonton Video: Bagaimana Kelanjutan Kasus Donasi Bodong Rp 2 T Anak Akidi Tio?
"Terlepas ada atau tidaknya dana ini nantinya, saya dengan kondisi seperti ini, saya sudah memaafkan kepada keluarga besar Akidi maupun pihak-pihak lain, termasuk yang menghujat baik secara pribadi dan lainnya. Saya juga berterima kasih mereka-mereka yang berempati terlepas dana ada atau tidak ada," katanya.
Sempat Ziarah ke Makam Akidi Tio
Irjen Eko Sempat ziarah ke makam Akidi Tio. Kegiatan itu disebut tak ada kaitannya dengan gadung hibah bodong Rp 2 triliun.
Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Supriadi, mengatakan Eko datang ke makam Akidi Tio pada Minggu (8/8). Dia tak menjelaskan detail Eko datang bersama siapa.
Dalam foto yang dilihat detikcom, Eko tampak mengenakan topi hitam, kaus kerah serta jaket dan celana panjang.
"Benar, kemarin Kapolda ke makam Akidi Tio," ujar Supriadi saat dimintai konfirmasi, Senin (9/8/2021).
Supriadi mengatakan Eko datang ke makam tersebut sebagai pribadi. Ziarah dilakukan kebetulan setelah Eko berolahraga.
Dia mengatakan hal itu tidak ada kaitannya dengan gaduh hibah bodong Rp 2 T dari keluarga Akidi Tio yang diserahkan anak Akidi Tio, Heryanty.
"Kedatangan Kapolda ke sana sifatnya pribadi tidak ada kaitannya dengan kasus," ujarnya.
"Karena beliau Minggu berolahraga, beliau kebetulan lewat sana. Ya beliau mampir, tidak ada maksud apa-apa," sambung Supriadi.
Polri Ungkap Tujuan Mutasi
Kembali ke soal mutasi Irjen Eko Indra, Polri menepis isu pergantian tersebut terkait masalah heboh donasi Rp 2 triliun. Polri menyebut Irjen Eko dimutasi lantaran dinilai sudah lama menjadi Kapolda Sumsel.
"Sudah lama menjadi Kapolda. (Mutasi) untuk penyegaran organisasi. Pindahnya juga dalam level yang sama," jelas Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono kepada detikcom, Rabu (25/8).