Bamusi PDIP Dorong Tokoh Lintas Agama Bangun Narasi Positif Lawan Pandemi

Bamusi PDIP Dorong Tokoh Lintas Agama Bangun Narasi Positif Lawan Pandemi

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 18 Agu 2021 19:18 WIB
Diskusi tokoh lintas agama yang digelar Bamusi PDIP
Diskusi tokoh lintas agama yang digelar Bamusi PDIP (Foto: dok. Istimewa)
Jakarta -

Pengurus Pusat Baitul Muslimin (PP BAMUSI) PDIP menggelar diskusi kebangsaan lintas agama dengan mengangkat tema pandemi COVID-19. Diskusi itu bertema 'Posisi Sentral Pemuka Agama dalam Mendorong Umat Menyukseskan Penanggulangan Pandemi COVID'.

Diskusi ini dibuka oleh Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah mewakili Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dengan pembicara utama Menag Yaqut Cholil Qoumas. Adapun narasumber lain yakni para tokoh perwakilan lintas agama, mereka menyampaikan pandangan terkait pandemi COVID-19.

Sebagai pembuka, Ketua Umum DPP Bamusi Hamka Haq menegaskan diskusi ini untuk meningkatkan kegotong-royongan masyarakat, agar seluruh pemuka agama dapat mengkonter segala isu-isu provokatif yang dapat membuat perpecahan dan pemisahan antara pemerintah dan rakyat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menambahkan diskusi ini sekaligus memperingati hari kemerdekaan ke-76 RI untuk mengingatkan dan merefleksikan sejarah perjuangan Indonesia.

"Atas semangat inilah kami terinspirasi untuk dapat menegakkan solidaritas sesama warga bangsa untuk keluar dari penjajahan pandemi COVID-19. Hal yang paling konkrit kita lakukan adalah menggalang persatuan demi membantu pemerintah untuk dapat keluar pandemi ini," kata Hamqa.

ADVERTISEMENT

Sementara, Ketua DPP Ahmad Basarah dalam sambutannya yang mengatakan setiap pemuka agama harus turut serta dalam persatuan seluruh umat untuk bergerak bersama membantu pemerintah keluar persoalan pandemi. Basarah mencontohkan semangat para founding fathers yang berjuang melawan penjajah demi kemerdekaan Indonesia.

"Spirit yang harus terus melekat dalam diri setiap anak bangsa adalah berjuang tanpa terbentur sekat perbedaan, hal ini bisa dimaknai dalam tataran praktek bernegara melalui pewarisan nilai gotong-royong yang digaungkan oleh Bung Karno dalam penggalian idenya di dalam butir-butir Pancasila," ujarnya.

Senada dengan Ahmad Basarah, Yaqut Cholil juga menyampaikan perlunya semangat gotong-royong, kebangsaan dan nasionalisme adalah spirit dasar untuk berjuang melawan pandemi.

"Tentu hal ini dengan berbagai upaya dan partisipasi dalam membangun suasana solidaritas untuk bergerak bersama. Hal yang perlu dilakukan adalah kesadaran dari para pemuka atau tokoh agama untuk mengedukasi umatnya," ucapnya.

Berkaitan itu, Yaqut Cholil memaparkan rilis survei Litbang Kementerian Agama terkait tingkat kepercayaan umat terhadap tokoh agama. Para tokoh agama menjadi yang paling dipercaya oleh masyarakat terkait informasi yang berkenaan dengan pandemi COVID-19.

"Maka tokoh agama merupakan peran sentral dalam membangun narasi positif dan kesadaran masyarakat, juga menjadi teladan untuk mengedukasi masyarakat agar dapat mengkonter isu-isu miring atau hoax yang dapat merugikan umat, bangsa dan Negara," katanya.

Pandangan pertama dipaparkan oleh Sekjen PBNU Helmy Faishal. Dia menyebut masih banyak umat dan warga Negara yang belum mempercayai adanya pandemi COVID-19.

Menurutnya, cara paling sederhana adalah lahir dan batin, meningkatkan imunitas tubuh, dengan menjaga pola hidup sehat, dan mendukung pemerintah dengan mendorong percepatan vaksinasi. Dia menilai dalil untuk penanganan pandemi ini adalah mengutamakan keselamatan.

"Di sisi lain, adanya informasi yang menyesatkan yang memposisikan pemerintah sebagai anti islam akibat dari pembatasan sosial yang berefek pada penutupan rumah atau tempat-tempat ibadah. Padahal, pemerintah sedang berusaha untuk menyelamatkan segenap warganya," ujarnya.

Simak pandangan lain terkait pandemi COVID-19 dari tokoh lintas agama lainnya di halaman berikut

Selain itu, Syafiq Mughni dalam perspektif Muhammadiyah menyampaikan pandangannya terkait pandemi atau tha'un yang sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad dan terjadi bekali-kali di dunia. Tha'un yang berasal dai Mongolia pernah terjadi pada 1345 di Eropa, Timur Tengah, Asia Tengah dan merenggut 25 juta nyawa.

Menurut Syafiq, hal yang perlu dilakukan saat ini adalah meningkatkan pemahaman agama, pendekatan ilmu pengetahuan, budaya dengan meningkatkan disiplin masyarakat, dan mengkonter isu-isu hoax dan teori konspirasi.

"Peran pemuka agama adalah membangun teologi kesehatan tentang taqdir dan ikhtiar yang sejalan, yang berikut, agama untuk kemaslahatan manusia (Hifds Nafs), memberikan fatwa ibadah yang sejalan dengan teologi kesehatan dalam konteks tha'un atau wabah, pemuka agama menjadi teladan di masyarakat, di lain hal, eksekusi fatwa di lapangan harus bergandengan dengan lembaga pendidikan, rumah ibadah dan komunitas-komunitas," tuturnya.

Kemudian, Nyoman Udayana Sangging, perwakilan dari tokoh agama Hindu menyebut upayanya dalam gerakan melawan pandemi. Dia menyebut pemuka agama Hindu telah melakukan kegiatan edukasi untuk membangkitkan kesadaran umat Hindu berkenaan perilaku hidup bersih dan sehat yang menyasar di pura-pura.

"Hal ini digerakkan dengan berlandaskan Tri Hita Karana, juga membangun kesadaran untuk saling merasakan, merawat perilaku masyarakat dengan menjaga eksistensi alam agar hidup manusia dan alam saling berkesinambungan," jelasnya.

Menurut Nyoman, gerakan konkrit yang perlu dilakukan adalah tokoh agama menjalin kerjasama dengan pemerintah untuk mencegah penularan wabah COVID-19 di masyarakat.

Sekretaris PGI, Jacklecyn Manuputty, memiliki pandangan tersendiri terkait upaya meminimalisir penularan COVID-19. Menurutnya, dibutuhkan perenungan sosial dengan berakar pada rasa kemanusiaan dan solidaritas global.

"Covid-19 adalah sebuah koreksi sosial, dengan menempatkan manusia pada satu panggung panggilan kemanusiaan, dalam merawat kerjasama antar sesama, meningkatkan kepatuhan dan pemulihan kepedulian global," tegasnya.

Selanjutnya, Sekretaris Komisi HAK KWI Romo Agustinus Heri Wibowo menekankan pada peran medsos sebagai sarana komunikasi dan edukasi kepada umat. Dia menilai, peran tokoh agama memang sangat penting dalam membangkitkan gairah kesadaran masyarakat terhadap penanggulangan pandemi COVID-19.

"Sarana medsos sangat efisien bagi para pemuka agama untuk menggerakkan spirit kemanusiaan, panggilan sosial, kasih dan tanggung jawab umat di dalam hidup berbangsa dan bernegara. Karena medsos menjangkau sekat-sekat perbedaan dalam konteks integrasi iman di masa pandemi," ungkap Romo Heri.

Dalam konsep ajaran dan perseptif Budha, Ketua Umum DPP WALUBI, Hartati Murdaya mengatakan COVID-19 telah menimbulkan kelesuhan ekonomi baik nasional maupun global. Akan tetapi pandemi telah membentuk suatu kesadaran alami berkaitan dengan kepedulian dan mendobrak sikap ego manusia menuju pada kemanusiaan, amal dan kasih.

"Dengan pandemi COVID-19 yang menghantam seluruh aspek kehidupan kita, akan tetapi membentuk kesadaran kita untuk bersatu padu menuju pada satu jalan keluar yakni berperang melawan pandemi ini. Adanya peningkatan kesadaran terhadap teknologi dalam dunia medis dan farmasi, selain itu, pandemi telah menuntut kepedulian terhadap sesama dan meruntuhkan sikap ego," tuturnya.

Menutup diskusi, Ketua Umum PP MATAKIN Budi Tanuwibowo menegaskan kalau tingkat kematian akibat pandemi COVID-19 di Indonesia masih sangat mengkhawatirkan. Tapi menurutnya, virus yang paling berbahaya adalah virus kebencian, hal ini timbul akibat sikap ego dan kesombongan yang masih bercokol dalam pola piker warga negara.

"Bahaya yang terjadi adalah kesombongan dan kebencian. Perang melawan COVID-19 adalah merendahkan ego, saling sadar dan belajar, kolaborasi sesama warga untuk menopang kebhinekaan dan gotong-royong menggali persoalan pandemi," ujarnya.

Halaman 2 dari 2
(eva/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads