Dukung Mega Populerkan 'Bung', BPIP Sentil Mental Feodal di Pemerintahan

Danu Damarjati - detikNews
Sabtu, 14 Agu 2021 12:03 WIB
Wakil Ketua BPIP Prof Hariyono (Ari Saputra/detikcom)
Jakarta -

Megawati Soekarnoputri ingin panggilan 'bung' kembali populer. Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) mendukung ide Megawati. Panggilan 'bung' bisa menghilangkan mental feodalisme yang gila hormat.

"Sapaan 'bung' memiliki makna yang egalitarian (kesetaraan). Bung Karno dan Bung Hatta dipanggil bung, tidak dipanggil dengan gelar yang lain, misalnya selalu ingin dipanggil paduka yang mulia," kata Wakil Kepala BPIP Profesor Hariyono kepada wartawan, Sabtu (14/8/2021).

Sebagaimana diketahui, Megawati adalah Presiden ke-5 RI, Ketua Umum PDIP, dan Ketua Dewan Pengarah BPIP. Megawati juga merupakan putri Presiden ke-1 RI Sukarno, yang juga populer disapa sebagai Bung Karno. Hariyono menjelaskan sapaan bung sudah digunakan sebelum Indonesia merdeka.

"Sapaan 'bung' sudah ada sejak zaman pergerakan nasional sebelum merdeka. Itu adalah antitesis terhadap struktur ekonomi politik kolonial. Dulu, ada kelas Eropa sebagai yang tertinggi, ada Timur Asing, dan ada pribumi," kata Hariyono.

Sapaan bung mencoba menghancurkan kelas-kelas sosial yang dibangun sejak era feodalisme dan dilestarikan penguasa kolonial. Pancasila kemudian digali Bung Karno dan memuat sila 'Kemanusiaan yang Adil dan Beradab' dan 'Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia' yang bersifat egaliter.

"Ini sesuai konsep sila ke-2. Kita tidak menyembah orang lain meski juga tetap menghormati orang lain," ujarnya.

Selanjutnya, Hariyono melihat gejala feodalisme muncul lagi:




(dnu/idh)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork