PKB-PPP Sesalkan Demokrat ungkit Megawati Kerahkan Demo PDIP ke SBY

PKB-PPP Sesalkan Demokrat ungkit Megawati Kerahkan Demo PDIP ke SBY

Matius Alfons - detikNews
Jumat, 30 Jul 2021 06:51 WIB
Massa DPC PDI Perjuangan Jakarta Timur (Jaktim) melakukan longmarch dari Jalan Matraman Raya menuju Polres Jakarta Timur.
Foto: Massa PDIP (Rifkianto Nugroho).
Jakarta -

Elit Partai Demokrat Rachland Nashidik soal PDIP yang mendemo Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat menjabat presiden. PKB dan PPP menyesalkan tindakan Rachland tersebut.

Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid turut menyebut tidak ada untungnya meributkan masa lalu. Apalahi membuka aib orang lain.

"Tidak ada untungnya buka aib orang lain apalagi ribut-ribut soal masa lalu, biarlah menjadi sejarah dan pelajaran, kita hargai yang baik, kita pendam yang buruk," kata Jazilul saat dihubungi, Kamis (29/7/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jazilul menyebut seharusnya pihak yang berselisih saat ini malu lantaran ribut di tengah masyarakat yang tengah kesulitan. Dia pun meminta agar pihak Partai Demokrat dan Luhut berhenti untuk membuat keributan.

"Hemat saya, malu kita, malu pada orang-orang kecil yang sedang kesulitan. Kita hentikan sejenak kebisingan dan keributan," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Kemudian, Jazilul berpendapat lebih baik dalam situasi saat ini dimanfaatkan untuk saling memahami. Namun, kata dia, tetap meghargai masukan dan nasehat bahkan kritik.

"Lebih sehat bila kita bangun suasana saling memahami, tenang, namun tetap menghargai semua masukan dan nasehat bahkan kritik," ujarnya.

Sementara itu, Ketua DPP PPP, Achmad Baidowi atau Awiek menilai sikap Demokrat tersebut tidak proporsional. Rachland disebut hanya menjatuhkan orang atau kelompok lain.

"Itu sikap tidak proporsional sekali. Kritiknya terkesan saling menjatuhkan, bukan kritik yang konstruktif," kata Awiek saat dihubungi terpisah.

Awiek menyebut kritik Partai Demokrat terkesan menjatuhkan lantaran menyeret partai politik lain dalam pusarsan konflik antara SBY dan Luhut. Menurutnya itu tidak perlu disinggung lantaran masyarakat sudah punya catatan tersediri terhadap kepemimpinan di tiap periode.

"Apalagi menyeret-nyeret parpol lain dalam pusaran konflik. Publik juga memiliki catatan sejarah terhadap kepemimpinan masing-masing periode," ucapnya.

Awiek juga menyayangkan sikap Demokrat lantaran kritik tersebut akhirnya jatuh ke arah personal. Padahal, kata dia, Demokrat seharusnya bisa lebih baik dengan mengkritik berdasarkan program atau gagasan.

"Itulah yang kami sayangkan. Kritiknya justru lebih ke arah personal bukan pada sistem ataupun gagasan. Sangat sayang energi terbuang jika hanya berkutat pada kritik personal. Seharusnya kritik secara proporsional terhadap program," sebutnya.

"Mengkritiknya berbasis data tidak hanya asumsi apalagi hanya terkesan mencari kesalahan. Kami meyakini, presiden akan terbuka terhadap kritik sebagaimana berulangkali disampaikan Presiden Jokowi," lanjutnya.

Demokrat mengungkit PDIP yang mendemo SBY saat SBY menjabat presiden. Simak di halaman selanjutnya.

Lihat juga Video: Respons Satgas soal Varian 'Delta Plus' yang Disebut Sudah Masuk RI

[Gambas:Video 20detik]



Demokrat Ungkit PDIP

Rachland mengungkit sikap PDIP selama pemerintahan SBY melalui akun twitternya. Dalam kicauan itu Rachland awalnya menyebut Luhut dan menyinggung kalau SBY turut mendoakan pemerintah.

"Selamat pagi, Pak Luhut. Pak SBY mendoakan Pemerintah dan rakyat Indonesia dari pandemi," kata Rachland dalam cuitannya, Kamis (29/7/2021).

Adapun Rachland menyeret PDIP terkait demo-demo yang dihadapi SBY selama memerintah. Rachland menyebut Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memerintahkan kadernya mendemo SBY.

"Dulu, kalah pemilu, Megawati tak cuma mengkritik: ia kerahkan demo-demo PDIP pada SBY. Kadernya: Hasto hingga Jokowi, mendiskreditkan SBY hingga kini, 7 tahun setelah SBY tak lagi memimpin," kata Rachland.

Halaman 2 dari 2
(maa/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads