Isu 'Kartel Kremasi' Bikin Hotman Paris Colek Kapolri

Round-Up

Isu 'Kartel Kremasi' Bikin Hotman Paris Colek Kapolri

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 20 Jul 2021 22:39 WIB
Di Hitam Putih, Trans7, Kapten Tendean, Jakarta Selatan, Selasa (29/11/16)
Hotman Paris Hutapea (Ismail/detikHOT)
Jakarta -

Beberapa pekan ini berembus isu 'kartel kremasi' jenazah pasien Corona. Tak ketinggalan, pengacara kondang Hotman Paris Hutapea ikut buka suara soal dugaan praktik 'kartel kremasi' jenazah pasien COVID-19.

Berdiri di depan mobil mewahnya, Hotman Paris bicara soal jasa pengurusan kremasi jenazah COVID-19 yang sedang menjadi perbincangan. Hotman Paris meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menindak rumah duka dan krematorium nakal yang 'bermain' terhadap pasien Corona.

"Halooo.....rumah duka dan krematorium. Kenapa kau begitu tega menagih biaya yang sangat tinggi untuk korban pandemik?" ujar Hotman Paris di akun Instagram pribadinya @hotmanparisofficial, seperti dilihat detikcom, Selasa (20/7/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengacara yang kerap menangani kasus hukum selebriti ini mengaku menerima aduan dari warga terkait mahalnya biaya kremasi saat ini. Pihak korban bahkan harus mengeluarkan uang hingga Rp 80 juta untuk pengurusan jenazah tersebut.

"Ada warga ngadu ke saya, untuk biaya peti jenazah Rp 25 juta, transport Rp 7,5 juta, kremasi Rp 45 juta, lain-lain Rp 2,5 juta. Maka keluarga si korban harus membayar Rp 80 juta untuk kremasi. Apakah kau bisa tersenyum saat simpan uangmu di atas penderitaan, mayat keluarga orang lain," beber Hotman.

ADVERTISEMENT

Hotman Paris Minta Kapolri Bertindak

Hotman Paris kemudian menyebut Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Jenderal Sigit diminta Hotman menindak tegas oknum rumah duka dan krematorium yang sudah memeras warga.

"Kepada Bapak Kapolri, tolong segera kerahkan anak buahmu, tindak berdasarkan UU Perlindungan Konsumen. Bapak Kapolri, turunkan anak buahmu, tindak pengusaha rumah duka dengan biaya kremasi sangat gede," katanya.

Hotman Paris juga meminta para pejabat daerah mencabut izin krematorium yang mematok harga setinggi langit. Hotman tak tega dengan pihak jenazah pasien Corona.

"Kepada para gubernur dan wali kota, cabut izinnya dan lembaga krematorium, harus tegas. Kasihan warga sudah kematian masih harus nangis-nangis untuk membayar. Salam Hotman Paris," tutupnya.

Simak selengkapnya, di halaman selanjutnya:

Penjelasan Rumah Duka Abadi

Yayasan Rumah Duka Abadi di Daan Mogot, Jakarta Barat, memberikan klarifikasi terkait broadcast seorang warga yang mengaku 'diperas kartel kremasi'. Pihak yayasan juga menjelaskan soal uang Rp 45 juta untuk jasa kremasi bukan dari rumah duka, melainkan dari pihak krematorium.

Business Development Rumah Duka Abadi, Indra Palus, mengatakan pihaknya tidak menyediakan jasa kremasi, melainkan hanya memfasilitasi persemayaman dan pengantaran jenazah.

"Kami hanya penyedia jasa, karena kami nggak punya kremasi karena kami khusus persemayaman," ujar Indra kepada wartawan di Yayasan Rumah Duka Abadi, Daan Mogot, Jakarta Barat, Senin (19/7).

Indra menjelaskan duduk perkara terkait permintaan warga untuk kremasi jenazah COVID-19. Menurut Indra, pihaknya kedatangan warga yang meminta dicarikan tempat kremasi jenazah COVID-19 anggota keluarganya. Keluarga tersebut disebutnya butuh cepat tempat kremasi.

"Kami hanya tanya ada slot kosong nggak (ke sejumlah tempat kremasi) karena ada keluarga membutuhkan. Banyak yang nelpon ke sini nawar-nawarin, ya sudah paling cepet saja," jelas Indra.

Indra kemudian menjelaskan yang menetapkan harga Rp 45 juta itu adalah pihak krematorium di Cirebon, Jawa Barat. Harga tersebut dikatakan Indra sudah termasuk pelarungan, kremasi, guci, dan lain-lain.

"Iya, di sana. Nah kami kasih tahu harganya segini-gini dan tanya setuju nggak? Karena kami kan balikin lagi ke keluarga, mau diambil atau tidak. Nah, kalau dari pihak keluarga ini, setuju," ungkap Indra.

Menurut Indra, harga tersebut memang tidak wajar. Kalaupun di masa pandemi COVID-19 ada kenaikan harga, harga yang ditetapkan tempat kremasi di Cirebon ini menurutnya di luar kewajaran.

Halaman 2 dari 2
(rfs/rfs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads