Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meninjau persiapan penanganan pasien Corona (COVID-19) di RSUD Tarakan, Gambir, Jakarta Pusat. Anies menyebut sejatinya keterisian tempat tidur di RSUD Tarakan saat ini sudah penuh.
"Jadi semua fasilitasnya alhamdulillah berjalan dengan baik dengan tingkat keterisian yang sudah bisa dibilang full," kata Anies di RSUD Tarakan, Jakarta Pusat, Senin (28/6/2021).
Anies mewanti-wanti masyarakat untuk mengurangi bepergian ke luar rumah agar terhindar dari penularan virus Corona. Anies pun meminta warga yang belum divaksinasi segera mendaftarkan diri lewat aplikasi JAKI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Ada pesan mari kita kurangi berpergian, mari kita hindari potensi penularan, mari kita pilih keselamatan. Berpergian punya risiko terpapar, dan bila ada komorbid, menimbulkan potensi komplikasi yang bisa fatal," ujar Anies.
"Pesan kedua bagi yang belum vaksin segerakan untuk melakukan vaksinasi. Lebih baik kita bersiap dengan mendapatkan vaksin sehingga badan kita menjadi siap menghadapi bila sampai harus terpapar. Silakan daftar lewat JAKI untuk melakukan vaksinasi di seluruh wilayah di Jakarta," imbuhnya.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan data bed occupancy rate (BOR) isolasi pasien Corona di rumah sakit di Jakarta sudah menyentuh angka 93 persen. Sementara keterisian ruang ICU saat ini mencapai 87 persen.
"Okupansi memang tempat tidur sudah mencapai 93%, ruang ICU 87%," kata Riza setelah meninjau posko terpadu PPKM mikro di Kelurahan Cikini, Jakarta Pusat.
Riza menerangkan pihaknya terus menambah tempat tidur dan ruang ICU di beberapa rumah sakit. Selain itu, Pemprov DKI akan menambah beberapa tenaga kesehatan dan laboratorium.
"Namun kami terus meningkatkan dan mengupayakan peningkatan penambahan tempat tidur dan ruang ICU, penambahan tenaga kesehatan, laboratorium, dan berbagai fasilitas dukungan," ungkapnya.
Lebih lanjut, politikus Gerindra ini menyebut penambahan kasus Corona di DKI yang terus mencetak rekor terjadi karena jumlah testing di DKI yang tinggi. Kata Riza, jumlah testing di DKI mencapai 135.940 atau setara 14 kali lipat dari standar WHO.
"Sekalipun memang di Jakarta dalam dua hari terakhir ini mencapai rekor sampai 9.000, namun perlu diketahui itu juga disebabkan karena memang tes PCR di Jakarta, 3T kami tracing, testing, treatment kami tinggi ya, testing kami mencapai 135.940, itu artinya hampir 14 kali dari standar WHO, memang itulah cara yg dilakukan ini kami Pemprov untuk segera menyelesaikan dengan cara meningkatkan 3T, tugas masyarakat mari kita tingkatkan 3M," ungkapnya.
(whn/isa)