Kasus Positif Corona Anak Tinggi, Bobby Tak Paksa Siswa Sekolah Tatap Muka

Kasus Positif Corona Anak Tinggi, Bobby Tak Paksa Siswa Sekolah Tatap Muka

Datuk Haris Molana - detikNews
Rabu, 23 Jun 2021 21:46 WIB
Wali Kota Medan Bobby Nasution.
Wali Kota Medan Bobby Nasution (Datuk Haris Molana/detikcom)
Medan -

Angka kasus positif corona pada kategori anak di Indonesia tinggi. Wali Kota Medan Bobby Nasution tak memaksakan siswa-siswi mengikuti sekolah tatap muka.

"Itu memang varian dari India ya, Delta ya, yang delta sudah banyak yang menyerang di bawah 18 tahun. Tapi saya selalu sampaikan, kami Pemko Medan tidak pernah memaksa orang tua murid, nggak pernah kami paksa ayo ini sekolah tatap muka, sudah bisa silakan masukkan, ayo anak-anaknya semua sekolah tatap muka, nggak," kata Bobby Nasution, Rabu (23/6/2021).

Bobby menyebutkan pihaknya hanya menyediakan fasilitas. Pemkot siap menyiapkan fasilitas sebaik mungkin agar protokol kesehatan betul-betul disediakan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami hanya menyediakan fasilitas. Karena kemarin disampaikan juga dari Kementerian Pendidikan, pemerintah daerah wajib menyediakan fasilitasnya. Kami Pemko Medan menyiapkan fasilitas yang sebaik-baik mungkin seprokes-prokes mungkin, jadi ketika orang tua murid memperbolehkan anaknya mereka ada satu ketenangan di hatinya untuk memperbolehkan tapi nggak dipaksakan. Kalau nggak mau nggak usah," jelas Bobby.

Bobby juga telah menginstruksikan kepada jajarannya untuk mensosialisasi terkait tidak wajibnya anak mengikuti sekolah tatap muka. Dia meminta dari dinas hingga camat menyampaikan kepada masyarakat tentang kondisi COVID-29 di wilayahnya sehingga masyarakat bisa menentukan anaknya diizinkan tatap muka atau tidak.

ADVERTISEMENT

"Makanya saya sampaikan kepada Dinas Pendidikan harus berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan para camat karena kan sekolah zonasi. Saya minta kemarin kasih tahu sebelum dimulainya sekolah tatap muka kasih tahu kondisi perkembangan COVID-19 di wilayah masing-masing biar orang tua ada dasar untuk menentukan anaknya tatap muka atau daring," ujar Bobby.

Untuk diketahui, selain orang dewasa, anak-anak menjadi korban dari keganasan COVID-19. Dilaporkan ada ratusan anak di Indonesia yang terkonfirmasi positif Corona setiap harinya.

Contohnya di DKI Jakarta, sebanyak 879 anak terkonfirmasi positif Corona pada Minggu (21/6/2021) kemarin. Mirisnya, dari 879 anak tersebut, 224 adalah balita.

Oleh karena itu, anak-anak menjadi salah satu kelompok yang rentan tertular COVID-19. Terlebih dengan adanya varian baru Corona yang sudah menyebar di berbagai wilayah di Indonesia, para orang tua pun dituntut untuk lebih waspada.

Berikut ini sejumlah fakta tentang penularan COVID-19 pada anak-anak di Indonesia, yang perlu diketahui. Simak di halaman berikutnya.

1 dari 8 kasus Corona di Indonesia adalah anak-anak

Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr dr Aman Bhakti Pulungan, SpA(K), FAAP, mengatakan bahwa proporsi kasus Corona pada anak secara nasional adalah 12,5 persen. Ini merupakan angka yang cukup tinggi, terlebih total kasus Corona di Indonesia sudah mencapai lebih dari 1,9 juta jiwa.

Data nasional saat ini proporsi kasus konfirmasi positif COVID-19 pada anak usia 0-18 tahun ini adalah 12,5 persen. Artinya 1 dari 8 kasus konfirmasi itu adalah anak," kata dr Aman dalam konferensi pers, Jumat (18/6/2021).

Kasus kematian Corona anak di Indonesia terbanyak di dunia.

Menurut dr Aman, case fatality rate kasus Corona anak di Indonesia mencapai 3-5 persen. Dengan angka tersebut, tingkat kematiannya menjadi yang terbanyak di dunia.

"Data IDAI menunjukkan case fatality rate (kematian) itu adalah 3-5 persen. Jadi, kita ini (jumlah) kematian yang paling banyak di dunia," ujarnya.

50 persen kasus kematian Corona anak adalah balita

Selain tingkat kematiannya yang tinggi, setengah dari kasus kematian Corona pada anak-anak di Indonesia adalah kelompok balita. dr Aman pun mengimbau para orang tua agar tidak membawa anaknya ke luar rumah jika tidak ada keperluan penting, kemudian tetap menjaga protokol kesehatan ketika beraktivitas di luar ruangan.

"Dan saya sering mengatakan 50 persen kematian anak itu balita," tegasnya.

IDAI tolak sekolah tatap muka

Dengan semua pertimbangan berbagai faktor di atas, ditambah peningkatan kasus Corona di Indonesia tengah melonjak drastis, IDAI meminta kegiatan sekolah tatap muka sebaiknya tidak dilakukan dalam waktu dekat ini.

"Jelas IDAI mengatakan IDAI sangat mendukung usaha untuk sekolah tatap muka. Namun, ada syarat pertamanya bahwa positivity rate-nya harus di bawah 5 persen," jelas dr Aman.

"(sementara) Saat ini positivity rate sudah berapa banyak? 37 persen," lanjutnya.

dr Aman pun mengatakan rekomendasi ini berlaku bagi setiap daerah, terlepas dari zonasi Coronanya. Hal ini karena penularan COVID-19 dapat terjadi di mana saja dan kapan saja.

"Kami tetap menganggap tidak ada itu daerah hijau atau merah, karena tidak ada batas kok. Jadi tolonglah kita lihat ini secara bijaksana," jelas dr Aman.

Halaman 2 dari 2
(eva/eva)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads