Anies Minta Titik Pembatasan Mobilitas Ditambah
Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo menyebut Gubernur Anies Baswedan meminta penambahan titik pembatasan mobilitas di Jakarta. Polisi pun segera menindaklanjuti permintaan ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada salah satu asisten dari pak gubernur yang sudah menyampaikan ke kami tentang penambahan beberapa titik untuk dilaksanakan juga pembatasan mobilitas," kata Sambodo, saat meninjau titik pembatasan di Cikini Raya, Jakarta Pusat, Selasa malam (22/6/2021).
Sambodo mengatakan pihaknya akan melakukan kajian berdasarkan hasil evaluasi penerapan pembatasan mobilitas. Yakni, pada 10 titik yang sedang berlangsung.
"Kalau kemudian (pembatasan) ternyata dianggap berhasil tentu tidak menutup kemungkinan ada penambahan kawasan dari 10, mungkin jadi berapa," ujarnya.
Dia memastikan peluasan ini tak perlu menunggu keputusan perpanjangan PPKM Mikro selanjutnya pada 28 Juni mendatang. Kebijakan ini, sebutnya, bisa diberlakukan dengan melihat perkembangan COVID di Jakarta.
"Bisa lebih cepat. Kan kita tidak perlu menunggu sampai tanggal itu. Artinya kalau ini sudah berjalan 4-5 hari kemudian nilai efektif, kemudian ada masukan dari teman-teman Dishub, DPRD DKI dan Satpol PP DKI untuk memperluas, kenapa tidak? kita bisa lakukan kapan saja," ucapnya.
Pelanggaran Prokes Menurun
Polda Metro Jaya telah mengevaluasi penerapan pembatasan mobilitas di 10 titik kawasan di Jakarta. Hasilnya terjadi sejumlah peningkatan dari segi protokol kesehatan.
"Pertama, pembatasan mobilitas berjalan cukup baik, cukup tertib, alhamdulillah lancar. Tidak ditemui adanya kemacetan maupun kepadatan akibat pembatasan atau penutupan beberapa ruas jalan di kawasan tersebut," kata Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo.
Sambodo juga mengklaim terjadi penurunan tingkat pelanggaran protokol kesehatan COVID-19, khususnya pada 10 titik ini. Tak hanya itu, pembatasan juga berdampak pada kepatuhan menjalani prokes COVID-19 di lingkungan sekitar.
Apakah pembatasan mobilitas ini efektif menekan laju kasus COVID-19 Ibu Kota? Sambodo mengatakan pihaknya harus melakukan kajian khusus terkait hal ini. Yang pasti, dia meyakini kebijakan ini efektif mencegah kerumunan massa.
"Tentu kalau dilihat seberapa efektif kaitannya dengan angka COVID kita tidak bisa menentukan. Yang jelas, angka COVID dari kemarin 5.500 sekarang turun jadi 3.400. Kemudian yang bisa kita lihat secara nyata peningkatan disiplin masyarakat, peningkatan kepatuhan terhadap prokes, menghilangkan terjadinya kerumunan itu yang kita lihat," jelasnya.
(idn/idn)