Jakarta 'Tidur' Lebih Awal Sebab Corona Tengah Menggila

Round-Up

Jakarta 'Tidur' Lebih Awal Sebab Corona Tengah Menggila

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 23 Jun 2021 08:02 WIB
Beberapa ruas jalan di Ibu Kota yang terdampak pembatasan mobilitas tampak sepi kosong melompong. Beginilah potret Jakarta yang tertidur lebih awal.
Begini Potret Jakarta yang 'Tertidur' Lebih Awal (Rifkianto Nugroho/detikcom)
Jakarta -

Kasus Corona di Jakarta makin menggila. Ibu Kota akhirnya 'tidur' lebih awal.

Total kasus Corona di Jakarta per Selasa (22/6/2021) mencapai 482.264. Kemarin tambahan kasus Corona di Jakarta sebanyak 3.221. Sementara total kasus sembuh ada 441.821 pasien dan akumulasi kasus meninggal ada 7.901 orang.

Data seminggu dua minggu terakhir menunjukkan DKI Jakarta mengalami lonjakan kasus Corona secara drastis. Kasus tambahan harian beberapa menyentuh angka 5 ribuan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lonjakan kasus itu berdampak pada bed occupancy rate (BOR) atau keterisian tempat tidur rumah sakit yang makin menipis. Termasuk BOR di Wisma Atlet yang didominasi warga Jakarta.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan keterisian tempat tidur isolasi di 106 rumah sakit Jakarta mencapai 90 persen imbas lonjakan kasus COVID-19. Sedangkan keterisian ruang ICU mencapai 81 persen.

ADVERTISEMENT

Polisi yang berkoordinasi dengan Pemprov DKI kemudian mengambil langkah tegas. Sepuluh titik di Jakarta diberlakukan pembatasan mobilitas.

"Ada beberapa pengecualian yang boleh melintas, pertama penghuni jadi meski dibatasi karena penghuni di ruas jalan tersebut maka diperbolehkan. Kedua kaitan kesehatan ambulans, apotek, rumah sakit, tujuan itu masih boleh melintas. Kalau di ruas jalan ada hotel maka tamu hotel maupun yang mau ke hotel masih diperbolehkan, keempat mobilitas keadaan darurat, kebakaran, kepolisan, ambulans, TNI-Polri, kalau mau melintas boleh. Keempat ini yang dikecualikan. Boleh melintas pada saat dimulainya pembatasan," kata Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo dalam jumpa pers, Senin (21/6/2021).

Tak ada kegiatan mulai pukul 21.00 WIB hingga pukul 04.00 WIB. Jakarta 'tidur' lebih awal dari biasanya.

Bak Kota Mati

Ada sepuluh titik yang dibatasi untuk menekan penularan Corona. Sepuluh lokasi ini adalah Bulungan, Kemang, Gunawarman, Sabang, Cikini Raya, Asia Afrika, BKT, Kawasan Kota Tua, Boulevard Kelapa Gading, dan Kawasan PIK.

Pembatasan ini sudah masuk hari ketiga nanti malam. Pada hari pertama pembatasan, suasana di sepuluh titik itu bak kota mati.

Sejumlah titik yang diberlakukan pembatasan tampak lengang. Kendaraan tidak boleh melintas, kecuali yang masuk kategori pengecualian, aktivitas masyarakat sepi.

Tempat usaha di sekitar lokasi terlihat sudah tutup. Lalu lintas pun sepi tidak ada kendaraan yang melintas.

Simak video 'Jakarta Bangkit, Sebuah Tekad dan Harapan untuk Ibukota':

[Gambas:Video 20detik]



Anies Minta Titik Pembatasan Mobilitas Ditambah

Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo menyebut Gubernur Anies Baswedan meminta penambahan titik pembatasan mobilitas di Jakarta. Polisi pun segera menindaklanjuti permintaan ini.

"Ada salah satu asisten dari pak gubernur yang sudah menyampaikan ke kami tentang penambahan beberapa titik untuk dilaksanakan juga pembatasan mobilitas," kata Sambodo, saat meninjau titik pembatasan di Cikini Raya, Jakarta Pusat, Selasa malam (22/6/2021).

Sambodo mengatakan pihaknya akan melakukan kajian berdasarkan hasil evaluasi penerapan pembatasan mobilitas. Yakni, pada 10 titik yang sedang berlangsung.

"Kalau kemudian (pembatasan) ternyata dianggap berhasil tentu tidak menutup kemungkinan ada penambahan kawasan dari 10, mungkin jadi berapa," ujarnya.

Dia memastikan peluasan ini tak perlu menunggu keputusan perpanjangan PPKM Mikro selanjutnya pada 28 Juni mendatang. Kebijakan ini, sebutnya, bisa diberlakukan dengan melihat perkembangan COVID di Jakarta.

"Bisa lebih cepat. Kan kita tidak perlu menunggu sampai tanggal itu. Artinya kalau ini sudah berjalan 4-5 hari kemudian nilai efektif, kemudian ada masukan dari teman-teman Dishub, DPRD DKI dan Satpol PP DKI untuk memperluas, kenapa tidak? kita bisa lakukan kapan saja," ucapnya.

Pelanggaran Prokes Menurun

Polda Metro Jaya telah mengevaluasi penerapan pembatasan mobilitas di 10 titik kawasan di Jakarta. Hasilnya terjadi sejumlah peningkatan dari segi protokol kesehatan.

"Pertama, pembatasan mobilitas berjalan cukup baik, cukup tertib, alhamdulillah lancar. Tidak ditemui adanya kemacetan maupun kepadatan akibat pembatasan atau penutupan beberapa ruas jalan di kawasan tersebut," kata Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo.

Sambodo juga mengklaim terjadi penurunan tingkat pelanggaran protokol kesehatan COVID-19, khususnya pada 10 titik ini. Tak hanya itu, pembatasan juga berdampak pada kepatuhan menjalani prokes COVID-19 di lingkungan sekitar.

Apakah pembatasan mobilitas ini efektif menekan laju kasus COVID-19 Ibu Kota? Sambodo mengatakan pihaknya harus melakukan kajian khusus terkait hal ini. Yang pasti, dia meyakini kebijakan ini efektif mencegah kerumunan massa.

"Tentu kalau dilihat seberapa efektif kaitannya dengan angka COVID kita tidak bisa menentukan. Yang jelas, angka COVID dari kemarin 5.500 sekarang turun jadi 3.400. Kemudian yang bisa kita lihat secara nyata peningkatan disiplin masyarakat, peningkatan kepatuhan terhadap prokes, menghilangkan terjadinya kerumunan itu yang kita lihat," jelasnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads