Maka dari itu, Dicky meminta pemda meningkatkan testing-nya. Sebab, apabila tidak diatasi dengan cepat, akan menjadi bom waktu lonjakan kasus Corona.
"Yang paling berbahaya itu varian delta yang di India, alpha itu yang ditemukan di Inggris memang jauh lebih bahaya dengan virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan karena katakanlah 50 persen lebih menular, tapi delta, itu 70 persen lebih menular daripada alpha. Jadi jauh lebih hebat lagi, makanya India bisa porak-poranda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Maka Indonesia khususnya, Jawa, Sumatera ini bisa mengalami hal yang sama dengan India, dan sebagian Kalimantan. Karena kita menyimpan bom waktu ini, sebaran kasus sudah di mana-mana. Penyebaran baik dari varian alpha, yang duluan ini akan meledak kemudian berikutnya varian delta, itu tidak bisa terkendali penyebarannya karena minimnya tracing, testing di daerah, hanya Jakarta, Jogja, dan Sumatera Barat yang memadai testing-nya," sambungnya.
Dia kemudian mengimbau kepada masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan dengan benar. Dia menegaskan, penggunaan masker saja tidak cukup dan harus disertai dengan menjaga jarak dan menghindari kerumunan.
"Tidak hanya menggunakan masker saja, harus ada kombinasi, jaga jarak, kita harus tetap 5 M ini dilakukan dengan disiplin, ini harus didukung oleh institusi baik dari pemerintah, BUMN, swasta," katanya.
Diketahui, varian Corona dari India berjenis Delta B.1617.2 sudah menyebar di sejumlah daerah di Indonesia. Dari Jakarta, Kudus, hingga Bangkalan. Penyebaran varian baru ini pun jadi salah satu pemicu meningkatnya angka kasus COVID-19 di Indonesia.
(man/aud)