Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto berbicara tentang isu anggaran alutsista Rp 1.700 triliun untuk 25 tahun. Prabowo mengungkap anggaran Rp 1.700 Triliun itu belum disetujui DPR.
Hal tersebut diungkap Prabowo saat berbicara di podcast Deddy Corbuzier. Dalam podcast itu, Prabowo berbicara tentang isu yang hangat diperbincangkan, mulai dari alasannya bergabung dengan pemerintahan Jokowi, anggaran alutsista Rp 1.700 Triliun hingga minatnya maju di Pilpres 2024.
Berikut ini penjelasan Prabowo mengenai anggaran Rp 1.700 Triliun.
Prabowo Ungkap Anggaran Rp 1.700 T Belum Disetujui
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjelaskan soal heboh isu anggaran Rp 1.700 triliun untuk membeli alutsista selama 25 tahun. Prabowo menegaskan anggaran tersebut masih digodok, belum disetujui.
"Ada yang mengatakan, oh Prabowo ingin bikin anggaran Rp 1700 triliun. Dibikin heboh, Rp 1.700 triliun itu pun belum disetujui, masih digodok, bener nggak," kata Prabowo dalam podcast Deddy Corbuzier, seperti dilihat pada Minggu (13/6/2021).
Prabowo menjelaskan, saat ini anggaran Rp 1.700 triliun itu belum disetujui karena masih menunggu pembahasan dengan kementerian lainnya.
Prabowo Ungkap Perintah Jokowi soal Masterplan Pertahanan 25 Tahun
Prabowo mengatakan awalnya ia diminta Presiden Jokowi untuk membentuk masterplan terkait rencana pertahanan selama 25 tahun kemudian. Namun karena ada pandemi Corona rencana itu sempat tertunda.
"Jadi gini waktu saya baru dilantik, kurang-lebih dua minggu setelah dilantik, kurang-lebih ya 10 hari atau 2 minggu setelah dilantik, di Istana beliau panggil saya, beliau panggil saya Menhan saya ingin suatu masterplan, saya ingin suatu grand design saya minta 15-25 tahun, saya minta utuh rencanakan, ya itu petunjuk beliau kan, saya jalankan," kata Prabowo.
Awalnya Prabowo mengaku mempelajari keadaan, situasi kondisi dan sebagainya, lalu dia merancang dan membutuhkan waktu hingga akhirnya muncul pandemi COVID-19. Setelah pandemi muncul akhirnya semua pihak fokus untuk mengatasi pandemi COVID-19 sehingga pembahasan tentang alutsista tersebut sempat tertunda, Prabowo menyebut Jokowi sempat menunggu lama tentang rancangan alutsista itu karena banyak pihak memprioritaskan penanganan COVID-19.
"Tertunda, sebagian tertunda, jadi memang tertunda, jadi inilah yang kita menata kita bikin rencana, kita bikin sesuai petunjuk beliau, masterplan saya terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia ini baru kita exercise kan, kita hitung-hitung," sambungnya.
Prabowo Akan Tertibkan Pihak yang Main Anggaran
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto buka suara terkait isu mafia alutsista yang ramai diperbincangkan belakangan ini. Prabowo menegaskan siap untuk menertibkan berbagai kemungkinan penyalahgunaan anggaran.
"Jadi begini, itu terjadi di mana-mana dan itulah yang mau kita tertibkan, sekarang itu yang mau saya tertibkan. Sekarang saya dapat perintah dari presiden, mandat perintah itu saya sedang menata jadi kita minimalkan lah kemungkinan-kemungkinan yang tidak benar," kata Prabowo dalam podcast Deddy Corbuzier, seperti dilihat pada Minggu (13/6/2021). Prabowo menjawab pertanyaan Deddy soal ramai kabar isu dugaan korupsi dan mafia alutsista.
Prabowo: Kalau Gila-gilaan Mark-up Anggaran 600% Saya Laporkan Presiden!
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto berjanji tak akan meloloskan oknum yang me-mark-up anggaran gila-gilaan. Prabowo mengatakan dirinya tak mau dikutuk oleh generasi masa depan.
"Yang penting bagi saya kalau sudah gila-gilaan barang katakanlah X harganya kemudian mark-upnya sampai 600 persen, bener nggak? Maaf, mungkin banyak orang yang tidak suka sama saya, saya tidak mau tandatangan, saya tidak akan loloskan, saya tidak mau. Saya lapor ke Presiden, Pak. Saya nggak mau Pak, berarti itu kan tanggung jawab saya kepada bapak Presiden, rakyat, kepada sejarah bener nggak? takut saya, saya takut dikutuk oleh generasi yang akan... gua nggak mau deh kalau gila-gilaan," ujar Prabowo dalam podcast Deddy Corbuzier seperti dilihat, Minggu (13/6/2021).
Simak Video "Prabowo soal Anggaran Rp 1,7 Kuadriliun: Banyak Alutsista Sudah Tua"
(yld/yld)