Aksi main hakim sendiri tidak dibenarkan. Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan serupa.
Polisi telah menggelar rekonstruksi kasus dugaan pembunuhan yang dilakukan pria berinisial RD terhadap mantan bosnya, AW, di Kepahiang, Bengkulu. Skenario pembunuhan yang dirancang RD terungkap dalam rekonstruksi.
Rekonstruksi pembunuhan RD terhadap AW digelar di kediaman pelaku di Desa Sukamerindu, Kepahiang, Bengkulu, Kamis (10/6/2021). Ada 22 adegan yang direka ulang RD dalam rekonstruksi ini.
Istri RD, SL, turut terlihat dalam rekonstruksi ini. SL awalnya mengetahui AW datang ke rumah mereka sebelum pembunuhan terjadi pada Selasa (8/6).
RD, yang takut istri diperkosa lagi, meminta SL pergi ke rumah saudaranya di desa lain. Dia kemudian pergi untuk membeli tuak yang akan diminum AW.
"Saya minta istri saya pergi dulu ke rumah saudara di desa lain, karena takut akan diperkosa lagi saat saya pergi membeli tuak," kata RD saat menjalani rekonstruksi.
RD kemudian berpesan kepada istrinya agar pergi bersama anak mereka. SL menuruti perintah itu dan berpura-pura mau belanja ke warung agar tidak dicurigai AW.
Dalam rekonstruksi itu, AW, yang diperagakan orang lain, awalnya terlihat datang dan meminta pelaku membeli tuak. Setelah tuak tersedia, AW meminum tuak hingga mabuk.
Pelaku, RD, yang sengaja tidak meminum tuak kemudian mengambil kesempatan saat korban sedang tertidur. RD menikam korban dengan pisau yang telah disiapkan.
"Sempat terjadi perkelahian hingga keluar rumah, dan di luar rumah pelaku menikam korban secara membabi buta dan akhirnya melindas korban," kata Kasat Reskrim Polres Kepahiang Iptu Welliwanto Malau.
Welli menjelaskan, RD mengaku tidak sadar saat menikam dan melindas korban karena sedang emosi terhadap AW. Pelaku sempat membuang pisaunya dan motor korban ke semak-semak.
"Usai melindas tubuh korban, pelaku langsung kabur dan membuang pisau miliknya dan menyembunyikan motor korban di semak-semak," ucap Welli.
Tonton juga Video: Pembunuh Wanita di Menteng: Saya Membunuh karena Takut Rencana Ketahuan
(haf/haf)