Jembatan bambu di Jakarta Barat ini menjadi andalan warga setempat untuk menyeberangi kali. Namun kondisinya sudah reyot. Warga berharap Pemprov DKI memperbaiki jembatan ini segera.
Jembatan penyeberangan orang (JPO) ini ada di Jl Swadaya, melintang di atas Kali Sekretaris antara Kampung Rawa Barat dan Kampung Rawa Timur, Kelurahan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, termasuk menyambungkan wilayah RT 16 RW 04. Saat ini kondisi jembatan mengkhawatirkan.
Ketua RT setempat, Haerudin, mengungkapkan, dia sudah mengajukan perbaikan jembatan penyeberangan orang (JPO) ini, namun sampai saat ini belum juga diperbaiki.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebenarnya itu udah pernah kita ajuin, cuma sampai sekarang belum ada realisasi. Saya udah dua kali ajukan ke Musrenbang (Musyawarah Perencanaan Pembangunan) Kelurahan, barengan sama perbaikan jalan sama tanggul," kata Haerudin kepada detikcom, Selasa (8/6/2021).
Dia ingat betul, ada anggota DPRD DKI Jakarta meninjau kampungnya. Dia meminta agar aspirasi warga kampung soal jembatan itu juga ditindaklanjuti. Dia mendapatkan informasi, perbaikan akan dilakukan pada April. Namun ini sudah bulan Juni.
"Kalau katanya kemarin itu bulan April saat puasa, tapi sampai sekarang belum ada. Kalau masyarakat sih menunggu realisasinya, bisa diperbaiki," lanjutnya.
![]() |
Diketahui jembatan tersebut sudah berumur 10 tahun dan terakhir kali pada 2019. Jembatan bambu tersebut menjadi penghubung antarkampung, yakni Kampung Rawa Barat dan Kampung Rawa Timur, sehingga sering digunakan sebagai jalur perlintasan.
Namun saat ini kondisinya sangat memprihatinkan. Hanya ada jembatan bambu yang diikat dengan kawat besi tanpa ada pagar dan pegangan di sisi jembatan. Bahkan, saat malam hari, jembatan ini minim penerangan.
Selanjutnya, warga berharap jembatan bambu diganti jembatan permanen yang kokoh dan aman.
Warga sekitar, Nondol (59), berharap jembatan tersebut dapat diperbaiki oleh pemerintah karena jembatan tersebut menjadi akses penting dan sering digunakan setiap hari. Bahkan malam hari juga masih banyak yang melintasi jembatan bambu ini.
"Di sini itu kalau lewat ya lewat sini apalagi malam lewat-lewat sini kan ngeri, karena kan kalau mutar itu jauh. Kita dulu perbaiki sama-sama ikut bikin jembatan, katanya mau diperbaiki bulan April lalu, tapi sampai sekarang ya begitu lihat aja," kata Nondol.
"Saya sih karena tinggal di sini jadi tau kalau lewat situ banyak ibu-ibu yang takut naik, karena goyang-goyang. Itu juga kan dari bambu jadi paling kalau belum diperbaiki lagi harus bongkar lagi biar kuat," tambahnya.
![]() |
Fauzi (60), warga Kampung Rawa Timur, menuturkan bahwa jembatan ini sering digunakan akses para jemaat gereja untuk melintas. Sehingga menurutnya, jembatan ini memang benar-benar dibutuhkan banyak orang dan perlu diperbaiki sebelum makan korban.
"Ini tuh suka dipakai lewat sama yang mau ke gereja pagi-pagi. Jadi ya ga cuma warga sini. Kalau masih begini terus kan kita riskan juga," kata Fauzi.
Fauzi berharap rencana pebaikan jembatan bambu tersebut dapat berbuah manis sehingga warga yang melintasi jembatan tidak perlu merasa takut lagi.
"Ya harapannya agar bisa dijadiin permanen jadi kalau anak-anak lewat juga kita nggak takut. Ya fatal, anak saya juga pernah juga jatuh ke sungai. Walaupun sungainya ga dalam tapi tetap kita kan waswas gitu," ujar Fauzi.