PAN sependapat dengan penjelasan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, yang mengutip pernyataan Zulkifli Hasan (Zulhas) soal agama dan politik. PAN menjelaskan pernyataan Zulhas.
"Sebenarnya tidak ada masalah prinsipil tentang pernyataan Mas Hasto Kristiyanto, Sekjen DPP PDIP, yang mengutip pemikiran Ketua Umum DPP PAN, Bang Zulkifli Hasan tentang isu agama dimasukkan ke dalam permainan politik. Di media, Mas Hasto menyinggung sosok Ketum PAN Zulkifli Hasan yang berkomitmen membangun bangsa tanpa dasar agama," kata juru bicara PAN, Viva Yoga Mauladi, dalam keterangannya, Minggu (30/5/2021).
Viva menjelaskan, yang dimaksud Zulkifli Hasan, pertama bahwa Indonesia menganut sistem demokrasi yang religius. Maksud demokrasi religius ini yakni demokrasi yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan universal.
"Menurut saya, agar publik tidak multitafsir maka perlu penjelasan lebih lanjut. Yang dimaksud pernyataan itu adalah, pertama, bahwa bangsa Indonesia menganut sistem demokrasi, bukan sistem teokrasi ataupun demokrasi sekuler sebagaimana dipraktikkan di negara Barat. Tetapi Indonesia menganut sistem demokrasi religius, yaitu sistem demokrasi yang dilandasi oleh prinsip-prinsip nilai keagamaan universal," jelasnya.
Viva menyebut, sebagaimana Pasal 29 ayat (1) UUD 1945, Indonesia merupakan negara yang berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Karena itu, Indonesia kerap disebut sebagai bangsa yang religius.
"Indonesia bukan negara agama, tetapi negara tauhid, yaitu negara yang Berketuhanan Yang Maha Esa. Makanya bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang religius, karena seluruh agama dapat hidup harmonis berdampingan menjadi alat perekat dan sumber spirit bangsa. Itulah maksud pernyataan tersebut," ujarnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
(maa/zak)