Satgas COVID-19: Belum Ada Kasus KIPI yang Mengkhawatirkan di Bali

Satgas COVID-19: Belum Ada Kasus KIPI yang Mengkhawatirkan di Bali

Sui Suadnyana - detikNews
Sabtu, 29 Mei 2021 13:21 WIB
Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Provinsi Bali, Dewa Made Indra di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (FK Unud), Sabtu (29/5/2021)
Ketua Harian Satgas Penanganan COVID-19 Provinsi Bali, Dewa Made Indra (Sui Suadnyana/detikcom)
Denpasar -

Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 Provinsi Bali mengklaim belum ada kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI) di Pulau Dewata. Kejadian ini merupakan pertanda baik untuk kampanye vaksin virus Corona (COVID-19).

"Sampai saat ini di Bali tidak ada KIPI, kejadian ikutan pasca imunisasi yang mengkhawatirkan, sampai saat ini, astungkara!" kata Ketua Harian Satgas Penanganan COVID-19 Provinsi Bali, Dewa Made Indra di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (FK Unud), Sabtu (29/5/2021).

Oleh sebab itu, kata Dewa Indra, tidak ada alasan bagi masyarakat untuk takut atau ragu dalam mengikuti vaksinasi COVID-19. Per Jumat (28/5/2021) sekitar 1.260.000 masyarakat Bali yang tervaksinasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dan itu (mereka) tidak apa-apa, lalu apa lagi alasannya (untuk tidak ikut vaksinasi). Karena itu mari bergabung," ajak Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali itu.

Dewa Indra mengatakan, proses vaksinasi COVID-19 di Bali sangat bergantung dari ketersediaan vaksin dari pemerintah pusat. Jika pemerintah pusat memberikan banyak vaksin, maka vaksinasi bisa semakin luas di Bali.

ADVERTISEMENT

"Kita di Bali sesuai dengan Bapak Gubernur, vaksinasi bukan hanya di faskes, tapi sudah vaksinasi berbasis desa adat, berbasis banjar malah. Jadi coba lihat di kabupaten/kota, vaksinnya sudah balai-balai banjar, di balai-balai desa, tidak lagi sekadar di faskes," tuturnya.

Karena itu, jumlah yang divaksin saat ini sudah lumayan besar dengan kecepatan yang cukup tinggi. Terkadang, pemberian vaksin terganggu pada suatu tertentu atau pemberiannya berkurang. Saat terjadi gangguan, proses vaksinasi terpaksa direm dan dipercepat lagi saat vaksin datang.

"Kadang-kadang kan pemberian vaksinnya dari pusat terganggu pada suatu tertentu. Berkurang vaksinnya maka kita rem lagi, datang lagi vaksin kita percepat lagi. Karena vaksinasi ini kan sangat tergantung pada pemerintah pusat," tutur Dewa Indra.

Bali sendiri menargetkan 70 persen masyarakat bisa tervaksinasi COVID-19 dari total penduduk sekitar 4,3 juta orang. Target penyelesaian vaksinasi ini diharapkan bisa secepat mungkin, tapi bergantung pada suplai vaksin dari pemerintah pusat.

"Tidak bisa kita tergetkan sendiri karena vaksinnya bukan pengadaan Pemprov Bali," jelasnya.

Simak juga 'Waduh! Okupansi RS Rujukan Covid-19 Naik Terus Dalam 6 Hari Terakhir':

[Gambas:Video 20detik]



(aik/aik)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads