Sebelumnya, akun Whatsapp hingga Telegram milik sejumlah aktivis antikorupsi terkena peretasan beberapa hari yang lalu. Teranyar, peretasan menyasar ke penyidik senior KPK, Novel Baswedan dan mantan juru bicara KPK, Febri Diansyah.
Belum selesai masalah peretasan, kini masyarakat digegerkan dengan dugaan bocornya 279 juta data pribadi. Data yang bocor, berdasarkan isu yang berkembang, dijual secara online.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Informasi pribadi dalam data bocor itu meliputi NIK (nomor induk kependudukan), nama, alamat, nomor telepon, bahkan kabarnya juga besaran gaji.
Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto menyatakan Polri akan memanggil Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti untuk dimintai keterangan. Ali Ghufron akan dipanggil pada Senin (24/5) mendatang.
"Dirut BPJS Kesehatan akan dipanggil untuk klarifikasi," kata Komjen Agus kemarin.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) sendiri telah bertemu pihak BPJS Kesehatan untuk membahas kasus dugaan kebocoran data pribadi 279 juta WNI. BPJS Kesehatan memastikan akan menguji apakah data pribadi yang diduga bocor itu adalah data mereka.
"BPJS segera akan memastikan dan menguji ulang data pribadi yang diduga bocor," ujar juru bicara Kemenkominfo Dedy Permadi kepada wartawan kemarin.
Dalam investigasinya, BPJS Kesehatan berkoordinasi dengan Kemenkominfo serta Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). BPJS Kesehatan sedang berupaya agar dugaan kebocoran data tidak meluas.
(aud/maa)