Tak Jadi Miliarder, Warga Takalar Cerita Tanahnya Dibeli Rp 3.000 Per Meter

Tak Jadi Miliarder, Warga Takalar Cerita Tanahnya Dibeli Rp 3.000 Per Meter

Hermawan Mappiwali - detikNews
Sabtu, 22 Mei 2021 10:23 WIB
Warga Desa di Takalar mendadak jadi miliarder karena uang ganti rugi lahan
Kondisi lahan yang di Takalar yang bakal jadi lokasi proyek bendungan (Hermawan Mappiwali/detikcom)
Takalar -

Sejumlah warga Desa Kale Komara, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan (Sulsel), mendadak menjadi miliarder karena uang ganti rugi lahan pembangunan bendungan. Namun ternyata hal itu tidak terjadi secara merata.

Ada warga yang menerima uang ganti rugi lahan Rp 3.000 per meter. Kok bisa?

"(Harga ganti rugi lahan saya) Rp 3.000 per meter," ujar warga setempat, Murni Daeng Maming (26), saat berbincang dengan detikcom, Jumat (21/5/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lahan Murni masuk dalam pembebasan tahap pertama. Dia dan dua orang saudara kandungnya mendapat ganti rugi untuk lahan beserta tiga unit rumah senilai total Rp 500 juta.

"(Total) Rp 500 juta lebih dulu," ujar Murni.

ADVERTISEMENT

Murni menerima bagian Rp 30 juta. Padahal nilai tersebut bisa lebih tinggi jika masuk dalam pembebasan lahan tahap kedua karena nilai lahan yang naik menjadi Rp sekitar Rp 30 ribu hingga Rp 100 ribu per meter.

"Tidak apa-apa ji, tidak kecewa ji. Murah dulu karena Rp 3.000 per meter. Sekarang sampai Rp 50 ribu per meter. Sedikit berkecil hati," katanya.

Warga desa lainnya, Daeng Senga (37), juga mengaku harga lahannya berbeda dengan warga yang masuk dalam pembebasan tahap kedua. Daeng Senga mengaku tetap bersyukur.

"Itu mi mungkin rezeki ku, rezeki orang berbeda-beda," katanya.

Sementara itu, Kepala Dusun setempat, Abdul Salam (50), menyebut harga pembebasan lahan yang berbeda jauh itu disebabkan oleh tim appraisal (penilai) yang berbeda.

"Dari tim appraisal-nya yang beda memang," ujar Abdul Salam.

Abdul mengatakan pembebasan lahan tahap pertama pada 2018 dilakukan dengan menghargai lahan warga senilai Rp 3.000-8.000 per meter. Hal itu membuat warga melakukan protes.

Tim appraisal lahan warga kemudian diganti di pembebasan lahan tahap kedua. Harga tanah pun melonjak.

"Ya sempat protes karena dia tidak puas. Karena murah sekali. Tim appraisal diganti. Yang sekarang alhamdulillah sudah bagus," kata Abdul.

"Harapannya, kita masyarakat yang belum dibebaskan lahannya kalau bisa diangkat lagi (harganya)," sambung Abdul Salam.

Simak video 'Tanahnya Dihargai Rp 106 Miliar, Warga di Takalar Borong Mobil Mewah':

[Gambas:Video 20detik]



(hmw/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads