Zulhas Sebut PAN-PKS Capaian Reformasi, Termasuk Presiden Jokowi

Zulhas Sebut PAN-PKS Capaian Reformasi, Termasuk Presiden Jokowi

Karin Nur Secha - detikNews
Jumat, 21 Mei 2021 18:53 WIB
Zulkifli Hasan membuka Musyawarah Wilayah PAN Sulawesi Tengah, Senin (10/8/2020). Dalam Muswil itu, empat kandidat akan bersaing menjadi Ketua DPW PAN Sulteng.
Ketum PAN Zulkifli Hasan (Istimewa/Dok. PAN)
Jakarta -

Jajaran petinggi PAN dan PKS bertemu hari ini, tepat pada peringatan 23 tahun reformasi. Ketua Umum (Ketum) PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) menyebut pendirian PAN dan PKS merupakan salah satu capaian dari reformasi.

"Hari ini 21 Mei, 23 tahun reformasi. Itu yang saya sampaikan tadi. 23 tahun reformasi ada capaian, ada parpol namanya PAN, PKS, Presiden Jokowi, Ketua DPR Puan," kata Zulhas dalam konferensi pers di kantor DPP PAN, Jl Daksa I, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (21/3/2021). Zulhas menjawab pertanyaan soal pertemuan dengan PKS.

Zulhas memastikan tidak ada pembahasan perihal partai poros Islam dalam pertemuan petinggi PAN dan PKS. Pertemuan petinggi partai berlambang matahari putih dan PKS digelar di kantor DPP PAN.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih jauh, menurut Zulhas, pertemuan PAN dan PKS sebetulnya sudah direncanakan sejak sebelum Ramadhan 2021. Namun baru bisa direalisasi hari ini.

"Rencana pertemuan sebelum Lebaran. Kemudian seharusnya kemarin, Kamis (20/5), tapi PKS ada kegiatan di Kedubes AS, maka hari ini," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Zulhas mengungkapkan, salah satu topik yang dibahas dalam pertemuan dengan petinggi PKS ialah perihal demokrasi di Indonesia. Wakil Ketua MPR RI itu menilai telah terjadi disharmoni demokrasi di Indonesia.

"Tapi saya sampaikan, perlu pemikiran bersama-sama, tidak hanya PAN, PKS, tapi semua partai politik, semua stakeholder. Karena demokrasi kita, di samping yang sudah ada hasilnya, banyak yang perlu didiskusikan dan diwaspadai. Misalnya demokrasi hasilkan harmoni, tapi yang terjadi adalah disharmoni," sebut Zulhas.

Baca selengkapnya di halaman berikutnya.

Zulhas melihat, melakukan ujaran kebencian menjadi suatu hal yang biasa di Indonesia saat ini. Selain itu, dia menilai seharusnya demokrasi menjadikan Indonesia sebagai negara yang mandiri.

"Sekarang memfitnah dan menebar kebencian jadi sesuatu yang biasa. Padahal demokrasi itu tambah harmoni. Karena demokrasi seharusnya menghasilkan nilai, value, tapi malah disharmoni. Nah, ini kenapa?" sebut Zulhas.

"Kedua, seharusnya buat kita tambah mandiri, berdaulat. Kita diskusikan sektor yang penting, misalnya makan kita tergantung impor. Bahkan ada yang beri judul impor itu candu," imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, Ahmad Syaikhu memimpin rombongan PKS dalam pertemuan dengan PAN hari ini. Syaikhu, selaku Presiden PKS, didampingi Sekjen PKS Habib Aboe Bakar Alhabsy hingga Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini.

Ketua DPP PAN Saleh P Daulay menyebut pertemuan dengan PKS membahas sinergi dalam mengawal program-program pemerintah. Disinggung soal pembentukan partai poros Islam, Saleh menegaskan PAN merupakan partai nasionalis religius.

"Bahwa kami adalah partai nasionalis bahwa tentu kami berlandaskan nilai-nilai agama yang dikatakan sebagai rahmatan lil'alamin, itu PAN. Jadi bukan ke kiri bukan ke kanan, itu nasionalis religius begitu," terang Saleh di kantor DPP PAN.

Halaman 2 dari 2
(zak/zak)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads