Jerit kelaparan hingga kekecewaan terdengar dari sekitar tempat pemakaman umum (TPU) di Ibu Kota. Ini adalah cerita para penjual bunga yang kesusahan karena larangan ziarah di masa pandemi Corona.
Keluh kesah para penjual bunga ini lantaran aturan TPU di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, atau Jabodetabek ditutup bagi peziarah pada 12-16 Mei. Selama lima hari, kegiatan ziarah tak diperbolehkan.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan peniadaan ziarah guna mengurangi mobilitas warga lintas wilayah selama Lebaran. Namun kegiatan pemakaman masih bisa dilaksanakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kegiatan ziarah kubur ditiadakan mulai ditiadakan tanggal 12 Mei sampai dengan hari minggu 16 Mei, seluruh pemakaman di Jabodetabek akan ditutup dari pengunjung untuk ziarah tetapi kegiatan untuk pemakaman sendiri berjalan di tempat-tempat pemakaman itu, nanti diatur oleh dinas yang mengelola pemakaman," kata Anies di Balai Kota, Jakarta, Senin (10/5/2021).
Di hari pertama peniadaan ziarah, suasana sejumlah TPU sepi dan ini berdampak kepada para penjual bunga. Pedagang bunga bernama Ade Zakaria (30) mengeluh sepi pembeli. Pada momen sebelum Ramadhan lalu, kata Ade, sempat ramai pengunjung yang berziarah.
"Biasanya sudah mulai agak ramai, sekarang karena ada penutupan ini jadinya agak sepi banget, jatuh banget. Padahal kemarin pas lagi munggahan (mau puasa) sempat ramai itu," ujar Ade saat ditemui di sekitar TPU Karet Bivak, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (12/5/2021).
Ade menyebut sehari biasa meraup penghasilan Rp 300-400 ribu. Dengan peniadaan ziarah, dia tidak bisa mendapatkan pemasukan maksimal menjelang Lebaran. Ade pun pasrah.
Sanis (65), penjual bunga lainnya, mengaku sedih dengan peniadaan ziarah selama Lebaran. Padahal dia menunggu momen ini karena biasanya ramai peziarah dan hanya terjadi setahun sekali.
"Parah, kasihan orang susah kayak aku ini nggak makan. Kayak saya ini sengsara, hidup susah. Setahun sekali nunggu kali aja Lebaran ramai, eh Lebaran tutup. Ya sudahlah, mau gimana lagi," ucap Sanis.
Sanis mengaku bingung harus bagaimana lagi setelah TPU ditutup untuk berziarah. Dia juga mengatakan belum mendapatkan pembeli hari ini.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Efek peniadaan ziarah ini juga berimbas ke penjual bunga di TPU Pondok Kelapa, Jakarta Timur.
"Tahu-tahu saya dilarang masuk saja, jadinya nggak dikasih kabar dari kemarin," kata seorang penjual bunga, Novi, saat ditemui di lokasi, Rabu (12/5).
Novi mengatakan dia telanjur kulakan banyak bunga untuk dijual kembali kepada para peziarah makam. Bahkan dia sudah mengeluarkan modal hingga Rp 15 juta.
Penjual bunga lainnya, Tutut, justru heran dengan peraturan ini. Seperti Novi, Tutut juga sudah memastikan dia merugi.
"Baru ini lho (ada peniadaan ziarah makam). Kenapa sekarang ada larangan seperti itu. Apa masalahnya gitu? Masalahnya kita juga kan berpikir ya, apa salahnya, kenapa dilarang gitu. Kita kan nggak merugikan yang lain, terus kita yang udah biasa dagang kembang, kita selalu siap setiap Lebaran siapin bunga-bunga banyak untuk para peziarah," ungkap Tutut.