Peniadaan ziarah di wilayah Jabodetabek selama 12-16 Mei 2021 berimbas pada nasib penjual bunga di TPU Karet Bivak, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Mereka mengeluh sepi pengunjung akibat adanya penindakan ziarah.
Pedagang bunga bernama Ade Zakaria (30) mengeluh sepi pembeli karena adanya aturan peniadaan ziarah. Pasalnya, pada momen sebelum Ramadan lalu, kata Ade, sempat ramai pengunjung untuk berziarah.
"Biasanya sudah mulai agak ramai, sekarang karena ada penutupan ini jadinya agak sepi banget, jatuh banget. Padahal kemarin pas lagi munggahan (mau puasa) sempat ramai itu," ujar Ade saat ditemui di sekitar TPU Karet Bivak, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (12/5/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ade menyebut sehari biasa meraup penghasilan Rp 300-400 ribu. Dengan adanya peniadaan ziarah ini, dia tidak bisa mendapatkan pemasukan maksimal menjelang Lebaran.
![]() |
"Ya agak menurun banget, tadi buat Lebaran lumayan ini jadi nggak bisa. Turunnya hampir 80 persen. Kalau Lebaran kan biasanya ramai, sama munggahan ramai Lebaran padahal," ujarnya.
Baca juga: 5 Hari Tanpa Ziarah Kubur di Jabodetabek |
Ade mengaku pasrah atas adanya peniadaan ziarah selama Lebaran. "Ya kita mah ngikuti aja ya, orang kecil. Yang baiknya aja. Harapannya sih cepat kelar aja pandemi biar normal lagi kerjaan segala macam," ungkap Ade.
Penjual bunga lain di sekitar TPU Karet Bivak, Sanis (65), mengaku sedih atas adanya peniadaan ziarah selama Lebaran. Dia padahal menunggu momen ini karena biasanya ramai peziarah dan hanya terjadi setahun sekali.
"Parah, kasihan orang susah kayak aku ini nggak makan. Kayak saya ini sengsara, hidup susah. Setahun sekali nunggu kali aja Lebaran ramai, eh Lebaran tutup. Ya sudahlah, mau gimana lagi," ucap Sanis.
Sanis mengaku bingung harus bagaimana lagi setelah TPU ditutup untuk berziarah. Dia juga mengatakan belum mendapatkan pembeli hari ini.
"Ya mau ngomong apa kayak begini kita nggak bisa apa-apa cuma bisa nangis doang. Ngomong ini ngomong itu kan nggak boleh, mbatin anak banyak, pengin makan dagang kayak begini sepi, nggak dapat uang sama sekali," ujar Sanis.
"Hari ini belum ada yang beli, kan orang-orang nggak bisa masuk, gimana. Kadang-kadang kalau normal dapat Rp 50 ribu lumayan buat makan, kalau ditutup kan sama sekali nggak dapat uang, ya yang susah kita semua," lanjutnya.
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya.
Wanita asal Citayam, Bogor, ini mengaku sulit merayakan Lebaran bersama keluarga karena penghasilan yang menurun. Sanis juga curhat tidak bisa membelikan baju Lebaran buat anaknya.
"Kita tiap hari dagang, tapi kalau besok nggak tahu, katanya nggak boleh orang ziarah. Ya kitanya nggak belanja udah. Ya kitanya nggak belanja, kita ngikutin pemerintah aja. Ntar kalau nggak ngikutin salah, jadi yang jadi korban siapa, anak, pada susah mau Lebaran, beli baju nggak bisa."
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan kegiatan ziarah di TPU di Jabodetabek ditiadakan mulai 12 hingga 16 Mei mendatang. Hal ini untuk mengurangi mobilisasi warga lintas wilayah selama Lebaran. Namun kegiatan pemakaman tetap bisa dilakukan.