Fakta Terkini Sate Beracun Sianida di Bantul: Motif hingga Target

Fakta Terkini Sate Beracun Sianida di Bantul: Motif hingga Target

Tim Detikcom - detikNews
Senin, 03 Mei 2021 15:51 WIB
Satreskrim Polres Bantul telah menangkap wanita pengirim takjil beracun yang menewaskan bocah yang memakan takjil tersebut. Begini tampangnya.
Pelaku pengirim sate beracun di Bantul. (Pius Erlangga/detikcom)
Jakarta -

Kasus sate beracun sianida yang menewaskan seorang anak driver ojol di Bantul menggemparkan publik. Naba Faiz Prasetya (10) tewas usai menyantap sate beracun salah sasaran.

Kisah tragis ini berawal saat seorang driver ojol bernama Bardiman diminta mengirimkan takjil berupa sate ayam kepada pria bernama Tomy di daerah Bantul. Namun karena penerima tak ada di rumahnya, sate tersebut diberikan ke Bardiman dan dibawa pulang untuk dinikmati keluarganya.

Sate itu kemudian dimakan anak Bardiman, Naba Faiz Prasetya. Sate beracun itu langsung bereaksi di tubuh Naba. Setiba di rumah sakit, nyawa Naba tidak tertolong. Pihak berwajib menyatakan sate tersebut beracun dan menyelidiki siapa sebenarnya wanita pengirim makanan itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Driver ojol, Bandiman dan istrinya menunjukkan foto buah hatinya yang meninggal usai makan paket takjil misteriusDriver ojol, Bandiman, dan istrinya menunjukkan foto buah hatinya yang meninggal usai makan paket takjil misterius (Pradito Rida Pertana/detikcom)

Begini pengungkapan kasus sate beracun sianida dan fakta soal penangkapan pelaku:

Pelaku Sate Beracun Ditangkap

Satreskrim Polres Bantul meringkus Nani Aprilliani Nurjaman (25), pengirim sate beracun yang menewaskan Naba Faiz Prasetya.

Selain menangkap Nani, polisi mengamankan berbagai barang bukti, di antaranya dua unit motor matik, sepasang sandal, uang tunai Rp 30 ribu, kunci motor, dan satu buah helm berwarna merah.

ADVERTISEMENT

"Kemudian ada beberapa plastik kombinasi garis merah berisi 6 tusuk sate dan saus kacang. Kalau uang Rp 30 ribu itu yang dipakai untuk bayar ojolnya," katanya.

Kandungan Sianida di Sate Beracun

Polisi menyebut sate beracun berasal dari kalium sianida (KCN) jenis padat. KCN ditaburkan di bumbu sate yang dikonsumsi Naba.

"Racunnya berupa kalium sianida atau KCN," kata Dirreskrimum Polda DIY Kombes Burkan Rudy Satria saat jumpa pers di Mapolres Bantul, Jalan Jenderal Sudirman, Kapanewon Bantul, Kabupaten Bantul, Senin (3/5/2021).

Racun sianida itu dibeli Nani via online sejak Maret lalu. Hingga saat ini polisi masih mendalami sumber inspirasi Nani membeli dan mencampur sianida itu ke bumbu sate.

Cara Polisi Lacak Pelaku

Pelacakan pelaku berawal dari uniknya bungkus sate beracun. Bungkus sate beracun dan tatanan lontong yang dibeli pelaku memiliki ciri khas yang jadi petunjuk penting dalam mengungkap kasus takjil sianida ini.

"Kunci pengungkapan itu dari bumbu satenya yang terbilang unik dan bungkus sate warna kuning, kan jarang itu lalu kami cari. Penjual satenya ternyata di sekitar (Kemantren) Umbulharjo," kata Burkan saat jumpa pers di Mapolres Bantul, Senin (3/5/2021).

Selain itu, sate yang dibeli Nani memiliki pengemasan yang unik untuk lontongnya. Dari situlah polisi menelusuri siapa pembeli sate tersebut. "Dan lontongnya dibungkus seperti lopis, terus sate yang buka siang hari kan bisa dihitung," ucapnya.

"Tapi yang paling berperan dalam pengungkapan kasus ini dari keterangan saksi-saksi yang dilanjutkan penyelidikan," imbuh Burkan.

Target Sebenarnya Sate Beracun

Sate beracun yang dikonsumsi Naba hingga tewas sebenarnya ditujukan untuk pria bernama Tomy. Tomy merupakan warga Perumahan Villa Bukit Asri Kalurahan Bangunjiwo, Kapanewon Kasihan, Bantul.

Menurut polisi, ternyata lelaki tersebut adalah seorang aparatur sipil negara (ASN) dan anggota Polresta Yogyakarta.

"Betul," tulis Kombes Purwadi Wahyu Anggoro singkat melalui salah satu aplikasi pesan kepada wartawan, saat dikonfirmasi mengenai sosok Tomy adalah anggota Polresta Yogyakarta, Senin (3/5/2021).

Salah Sasaran

Pengiriman sate beracun yang dikirimkan Nani diketahui salah sasaran hingga menewaskan seorang anak driver ojek online (ojol). Polisi menyebut Nani gelisah luar biasa saat mengetahui seorang bocah tewas akibat takjil sate beracun kirimannya.

Kepada polisi, Nani juga mengaku menyesali perbuatannya. Selama pemeriksaan, Nani juga disebut selalu gelisah.

Motif Pelaku

Polisi menyebut alasan Nani mengirimkan sate beracun yang mengandung sianida kepada Tomy karena sakit hati. Nani nekat mengirim sate beracun akibat sakit hati pada Tomy yang tidak menikahinya.

Disebutkan hubungan Tomy dan nani sudah berakhir sebelum Tomy menikah.

"Pernah berhubungan sebelum dia (Tomy) menikah," kata Burkan.

Ada Pria yang Anjurkan Nani Kirim Sianida

Diketahui aksi Nani merupakan anjuran dari salah seorang pelanggan salon tempatnya bekerja berinisial R. Setiap Nani dan T memiliki permasalahan, Nani selalu bercerita kepada R.

R kemudian menyarankan untuk memberikan pelajaran kepada T dengan memberikan Kalium Sianida yang dicampur dengan makanan yang efeknya, kata T, setelah dimakan hanya muntah dan diare.

Ketika hendak memberikan makanan tersebut kepada T, Nani mendapatkan anjuran dari R untuk mengirimkan sate beracun bercampur KCN menggunakan ojek online namun tanpa aplikasi agar pengirim tak diketahui.

Terancam Hukuman Mati

Akibat sate beracun sianida yang dikirimkannya, Nani terancam hukuman mati. Nani dikenai Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana) dengan ancaman hukumannya seumur hidup atau hukuman mati dan paling lama penjara 20 tahun.

Nani disebut merencanakan pembunuhan karena sudah memesan KCN 3 bulan lalu.

Simak video 'Tragedi di Balik Takjil Maut Sianida Nyasar ke Anak Driver Ojol':

[Gambas:Video 20detik]



Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads