Komandan Satuan Kapal Selam (Dansatsel) Koarmada II, Kolonel Laut (P) Hari Setiawan, adalah salah satu perwira yang ikut di dalam kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang. Tetangga Kolonel Hari, Munawaroh, berharap kru KRI Nanggala, termasuk Kolonel Hari, dapat selamat.
"Dengan kita simpatisan kita, ke ibunda dari Hari Setiawan, jadi kita ikut mendoakan bersama-sama, mendoakan sampai detik ini juga semoga harapannya dia (Kolonel Hari Setiawan) selamat, sampai sehat semua. Kita harapannya seperti itu. Kita walaupun bukan orang tua, sedih, melihat, mendengar, apalagi berita-berita belum ditemukan, kita seolah-olah miris benar, seperti itu," ujar tetangga Hari Setiawan, Munawaroh (54), saat ditemui di rumahnya di RT 3/3, Abadijaya, Sukmajaya, Kota Depok, Jumat (23/4/2021).
Munawaroh mengaku telah mengenal Hari sejak 1988 atau pada saat keluarganya pindah ke Depok. Saat itu Kolonel Hari masih SMA dan tinggal bersama ibunya, Ida Farida.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Munawaroh menceritakan Hari adalah anak pertama dari 3 bersaudara. Hari mengikuti pendidikan militer setelah lulus SMA dan pindah ke Surabaya. Sampai menikah dan memiliki 4 anak, menurut dia, Hari masih tinggal di Surabaya.
Meski di Surabaya, Munawaroh mengatakan Hari sesekali masih ke Depok untuk menemui ibunya.
"Oh, kalau sifatnya dia (Hari) baik orangnya, anaknya pintar. Sampai pun juga sekarang dia mengikuti pendidikan, yang saya tahu ibunya suka cerita, selama ikut pendidikan selalu dia baik gitu, punya nilai-nilai baik. Sampai pun sampai sekarang menjabat kolonel, dia itu sampai sekarang, kemarin ibunya cerita itu, dia (Hari) baru diangkat jadi kolonel," jelasnya.
"Iya, makanya dia, anaknya pinter. Jadi sekalipun dia ikut pendidikan, ujian-ujian itu selalu dijalani, itu pun berkat doa orang tuanya. Selalu dia mengikuti apa, kegiatan apa, selalu izin ke orang tua, minta doa restunya," tambahnya.
Munawaroh mengatakan Dansatsel Koarmada II akrab dengan tetangga ibunya meski sudah tak sering ke Depok. Dia mengatakan Hari adalah tulang punggung keluarga.
"Baik, ramah, selalu menyapa (tetangga). Ya makanya dia, kalau di sini ibunya, orang tuanya, dia dulu meninggalkan sini (Depok) kan, tahu warga sini. Memang sekarang kan, datang ke mari sudah menjabat kan, kita juga kadang-kadang menyapa (Hari) ya seperti anak kita sendiri aja. Kalau saya lihat seperti sekarang memang, ya kenyataan nya melihat sekarang itu dia seperti tulang punggung keluarga," kata dia.
Lanjutnya, ibu Hari dan anggota keluarga lainnya pergi ke Surabaya. Mereka pergi ke rumah Hari. Munawaroh pun berharap Hari dan seluruh kru bisa selamat.
Sebelumnya, TNI terus berupaya keras mencari KRI Nanggala-402 yang hilang di perairan Utara Pulau Bali. Seluruh armada dikerahkan demi menyelamatkan 53 awak yang berada di dalam kapal selam itu.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahkan dengan tegas meminta penyelamatan 53 awak kapal KRI Nanggala-402 diprioritaskan. Seluruh daya upaya terbaik diminta dikerahkan.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto pun memimpin langsung operasi penyelamatan yang berburu dengan waktu ini. Sebagai informasi, ketersediaan oksigen di dalam kapal KRI Nanggala-402 hanya 72 jam terhitung sejak kondisi mati listrik (black out).
Karena itu, TNI pun mengerahkan seluruh sumber dayanya untuk segera menemukan KRI Nanggala-402. Setidaknya 21 KRI dikerahkan untuk mencari kapal selam yang hilang kontak saat latihan menembak torpedo tersebut.
"(Total) 21 itu sudah 1 termasuk KRI Alugoro, jadi total jumlahnya saya sampaikan adalah 21 KRI. Kalaupun nanti ada penambahan, tapi yang jelas saat ini ada 21 KRI, termasuk KRI Alugoro, yaitu kapal selam juga," kata Kapuspen TNI Mayjen Achmad Riad dalam jumpa pers di Bali, Jumat (23/4/2021).
Simak video '21 KRI dan 4 Kapal Polri Dikerahkan Cari KRI Nanggala-402':