Senyum Merekah Kala Nadiem Minta Maaf ke PBNU soal Kamus Sejarah

Round-Up

Senyum Merekah Kala Nadiem Minta Maaf ke PBNU soal Kamus Sejarah

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 23 Apr 2021 06:02 WIB
Mendikbud Nadiem Makarim Bertemu Said Aqil dan Yenny Wahid
Nadiem Makarim dan Said Aqil (Foto: Instagram @nadiemmakarim)
Jakarta -

Senyum Mendikbud Nadiem Makarim merekah usai sowan ke kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Nadiem menyampaikan permintaan maaf ke PBNU atas kontroversi kamus sejarah yang tak memuat perjuangan KH Hasyim Asy'ari.

Kunjungan Nadiem ke kantor PBNU itu terungkap dalam postingan di akun Instagram-nya, Kamis (22/4/2021). Nadiem yang mengenakan batik itu tampak berfoto bersama Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj dan Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid.

"Betapa beruntungnya negara ini memiliki pemimpin-pemimpin yang begitu mendamaikan dan penuh solusi," tulis Nadiem.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nadiem berbicara mengenai sosok pemimpin di Indonesia yang selalu memberikan solusi. Dia juga berterima kasih kepada NU yang selalu memberikan dukungan.

"Saran dan masukan beliau-beliau sungguh berharga. Terima kasih selalu atas dukungan yang diberikan dan restu bagi Kemendikbud untuk menyempurnakan kamus sejarah, bersama dengan @nahdlatululama dan elemen masyarakat lainnya," ujar Nadiem.

ADVERTISEMENT

Selain itu, Nadiem juga menyampaikan permintaan maaf atas kekisruhan kamus sejarah. Dia berjanji segera menyempurnakan kamus sejarah tersebut.

"Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi. Kami sudah membentuk tim untuk merevisi total kamus tersebut," ujar Nadiem seperti dilansir NU Online.

Sekjen PBNU Helmy Faishal mengatakan pihaknya tak ragu mengkritik dan memberi masukan kepada Nadiem. PBNU, menurut Helmy, menitikberatkan bahwa para ulama NU memiliki andil mendirikan Indonesia.

"PBNU menyampaikan kritikan dan masukan yang sangat luas sekali kepada Mas Menteri bahwa sejarah berdirinya Indonesia tidak lepas dari peran para kiai dan ulama NU, dalam konteks membangun dan merintis berdirinya NKRI," sebut Helmy.

Yenny Wahid mengapresiasi sikap Nadiem dalam menyikapi kontroversi kamus sejarah. Yenny menilai Nadiem telah menunjukkan komitmennya.

"Kami mengapresiasi Mas Menteri Nadiem yang sudah responsif. Walaupun peristiwa pembuatan kamus tersebut bukan terjadi di zaman beliau, tapi beliau menunjukkan komitmen untuk memperbaiki dan merevisi," tutur Yenny.

Tonton Video: Nama Hasyim Asy'ari Hilang dari Kamus Sejarah, Nadiem Minta Koreksi

[Gambas:Video 20detik]



Lebih lanjut, Yenny mengingatkan perbaikan kamus sejarah yang menjadi kontroversi penting dilakukan. Dia menuturkan generasi muda harus mengenal para tokoh pendiri bangsa.

"Perbaikan kamus tersebut penting agar generasi muda dapat lebih mengenal lagi para tokoh-tokoh bangsa, serta kontribusi mereka terhadap kemerdekaan maupun pengisian kemerdekaan bangsa Indonesia," ucap Yenny.

Untuk diketahui, kamus sejarah jilid I menuai polemik karena tidak menceritakan sosok pendiri NU, KH Hasyim Asy'ari. Ternyata kamus sejarah tersebut juga tidak menceritakan tentang Gus Dur.

Atas hal itu, Nadiem memberikan penjelasan. Nadiem mengatakan pihaknya akan menyempurnakan kamus tersebut.

"Terkait dengan isu kamus sejarah yang tengah hangat dibahas. Kamus sejarah ini disusun tahun 2017 sebelum saya menjabat, karenanya di bulan yang suci ini alangkah baiknya kita menyikapi permasalahan dengan akal sehat, kepala dingin dengan solusi," kata Nadiem dalam tayangan video yang diunggah di akun Instagram-nya, Rabu (21/4).

"Begitu saya mendengar isu ini, walaupun terjadi sebelum saya menjadi menteri, maka saya Mendikbud langsung mengambil langkah konkret, menugaskan Dirjen Kebudayaan untuk segera menyelesaikan permasalahan dan melakukan koreksi, saya perintahkan langsung tim Kemendikbud untuk langsung melakukan penyempurnaan kamus yang sempat terhenti dilanjutkan dengan lebih cermat secara teknis dan mewadahi masukan dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk NU," kata dia.

Nadiem mengatakan Kemendikbud tidak ada niat menghilangkan jejak sejarah. Dia mengatakan Kemendikbud menghormati tokoh-tokoh sejarah.

"Kepada masyarakat Indonesia saya memastikan tidak ada niatan Kemendikbud sama sekali untuk menghilangkan jejak sejarah. Kemendikbud memastikan komitmen penghormatan atas nilai-nilai sejarah dan perjuangan tokoh-tokoh bangsa termasuk KH Hasyim Asy'ari dan tokoh penerusnya tidak akan pernah berubah," kata dia.

Lebih lanjut, Nadiem mengatakan bahwa KH Hasyim Asy'ari merupakan tokoh panutan dan memiliki jasa untuk bangsa. NU, kata Nadiem, juga merupakan salah satu organisasi besar yang berjasa kepada bangsa.

"KH Hasyim Asy'ari adalah Kiai, guru dan panutan yang telah menorehkan sejarah panjang dalam perkembangan pendidikan dan kebudayaan di Indonesia. Dan NU sebagai organisasi terbesar di Indonesia yang lahir dari buah pemikiran beliau akan senantiasa menjadi pilar terpenting dari segala lini kemajuan bangsa," kata dia.

Nadiem menekankan warga negara berhak mengetahui tokoh-tokoh yang berjasa untuk bangsa. Nadiem kembali menegaskan bahwa Kemendikbud akan menyempurnakan kamus sejarah itu.

"Bangsa ini berhak mengetahui tokoh-tokoh yang berjasa dalam mendirikan dan membangun negeri. Hal itu juga membuat Kemendikbud malah mendirikan museum Islam Hasyim Asy'ari di Jombang dan menerbitkan buku KH Hasyim Asyari pengabdian seorang kiai untuk negeri dalam rangka 109 tahun kebangkitan nasional," kata dia.

"Saya memohon restu agar kamus sejarah yang belum pernah dimiliki negara ini dapat kita lanjut sempurnakan bersama agar bermanfaat untuk semua," sambungnya.

Selain itu, Nadiem mengatakan kamus sejarah itu ternyata disusun pada 2017 atau sebelum dia menjadi menteri. Dia meminta semua pihak bijak dalam menyikapi polemik ini.

"Terkait dengan isu kamus sejarah yang tengah hangat dibahas, kamus sejarah tersebut disusun tahun 2017 sebelum saya menjabat," kata Nadiem.

"Karenanya di bulan yang suci ini, alangkah baiknya kita menyikapi permasalahan dengan akal sehat, kepala dingin, dengan solusi," sambungnya.

Halaman 2 dari 2
(knv/lir)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads