Pelaksanaan ibadah Misa Kamis Putih di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), berjalan normal seperti biasanya. Jemaat tidak terpengaruh oleh aksi bom bunuh diri yang dilakukan pasangan suami-istri (pasutri) pada Minggu (28/3/2021) lalu.
Pantauan detikcom, Kamis (1/4/2021), proses ibadah Misa Kamis Putih yang menjadi rangkaian Pekan Suci Paskah sudah dimulai di Gereja Katedral Makassar. Para jemaat tampak tetap antusias ke gereja.
"Kalau melihat umat yang hadir misa pertama ini, umat cukup antusias, maksudnya tidak begitu terpengaruh di kejadian (bom bunuh diri) hari Minggu," jelas Ketua Panitia Pekan Suci Paskah, Brillian Armando, di Gereja Katedral, Makassar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Brillian mengatakan pihak Katedral Makassar sendiri tak mengubah jadwal ibadah misa alias tetap sesuai dengan perencanaan sebelumnya. Hal itu sudah sesuai imbauan dan instruksi dari Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil yang sempat berkunjung ke Gereja Katedral Makassar beberapa waktu lalu.
"Jadi imbauannya Bapak Menteri Agama pada waktu itu mengatakan kepada Bapak Uskup bahwa perayaan atau jadwal yang sudah disusun jangan diubah, karena Bapak Menteri Agama memberikan support, umat Katolik tidak sendirian menghadapi ini, jadi terorisme itu adalah musuh kita bersama," jelasnya.
Meski demikian, jumlah jemaat yang bisa hadir di Gereja Katedral Makassar, akan tetap dibatasi. Pembatasan dilakukan demi mencegah penularan virus Corna (COVID-19). Jemaat yang tidak hadir akan mengikuti ibadah misa melalui virtual.
"Jemaat kalau untuk kapasitas normal sebelum pandemi bisa sekitar 2.500 sampai 3.000 (orang). Cuma karena ini masa pandemi kita batasi sampai 500 saja," kata Brillian.
"Durasinya juga kita persingkat, biasanya 1,5 jam, 2 jam, mungkin sampai 1 jam saja," imbuhnya.
Sementara itu, polisi menyebut proses pengamanan Gereja Katedral Makassar berlangsung ketat. Sebanyak 101 personel ditugaskan secara khusus mengamankan Gereja Katedral Makassar.
"Di Katedral kurang-lebih ada 101 personel ya," kata Kapolrestabes Makassar Kombes Witnu Urip Laksana saat dimintai konfirmasi terpisah.
Dia mengatakan pengamanan ini tidak hanya dengan aparat kepolisian bersenjata lengkap. Sejumlah peralatan kepolisian seperti alat metal detector hingga kendaraan taktis juga dikerahkan.
Bahkan, kata Witnu, aparat TNI juga akan turut membantu polisi mengamankan objek vital di Makassar.
"Kita ada di-backup TNI 1 SSK dari Kodim untuk melakukan penebalan kekuatan kita. Itu nanti kita tempatkan di objek-objek vital," jelas Witnu.
Seperti diketahui, proses ibadah di Gereja Katedral Makassar menjadi perhatian usai adanya ledakan bom bunuh diri di depan gereja pada Minggu (28/3). Ledakan bom bunuh diri tersebut menewaskan pasangan suami-istri (pasutri) berinisial L dan YSF selaku pelaku bom bunuh diri.
(hmw/nvl)