Kapolda Maluku Utara (Malut) Irjen Risyapudin Nursin menaruh atensi dalam kasus 3 warga tewas diduga dibunuh oknum anggota suku Togutil di hutan Patani Timur, Halmahera Tengah, Malut. Kapolda meminta Kapolres Halmahera Tengah membahas upaya penanganan kasus tersebut bersama pihak lain.
Kabid Humas Polda Malut Kombes Adip Rojikan mengatakan Kapolres Halmahera Tengah AKBP Nico Andreano Setiawan, Bupati Halmahera Tengah, Dandim Weda, Forkopimda Halmahera Tengah, tokoh agama, dan masyarakat melaksanakan rapat untuk menyikapi kasus pembunuhan 3 warga Patani di hutan Halmahera. Rapat digelar pada Kamis (25/3/2021) kemarin.
Dari hasil pertemuan tersebut, Kapolres Halteng bersama-sama dengan Forkopimda Halmahera Tengah akan melakukan pembinaan terhadap suku Tobelo Dalam atau juga disebut suku Togutil. Selain itu, Polres Halmahera Timur akan mengambil tindakan sesuai dengan undang-undang yang berlaku dalam kasus tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kapolres Halteng akan terus berupaya untuk melakukan pembinaan kepada suku terasing di hutan Halmahera agar dapat melakukan upaya pendekatan bersama-sama TNI dan tokoh masyarakat yang ada," kata Kombes Adip dalam keterangannya, Jumat (26/3).
Selain itu, Polda Malut mengirimkan 5 orang penyidik dari Ditreskrimum dan 10 personel Sat Brimob Polda Malut guna memberikan bantuan penyidikan dan penyelidikan kasus tersebut. Personel tersebut juga ditugaskan menyisir dan mengamankan lokasi/desa sekitar TKP.
"Polda Maluku Utara sampai sekarang terus mem-backup Polres Halmahera Tengah," ujarnya.
Polisi meminta seluruh masyarakat tidak beropini tanpa adanya bukti yang jelas. "Mari sama-sama membantu Polda Maluku Utara dan Polres Halteng dalam penanganan kasus ini dengan tetap menjaga situasi Kamtibmas kondusif," ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, tim gabungan telah mengevakuasi korban ketiga yang tewas di hutan Patani Timur, Halmahera Tengah, Malut. Tim gabungan bekerja keras mengevakuasi jasad korban yang diduga diserang suku Togutil.
"Hari ini evakuasi korban sudah terlaksana semua. Almarhum Risno sudah dievakuasi kemarin. Itu lokasinya jauh sekali, jalan kaki itu 10 jam perjalanan," kata Kombes Adip Rojikan, Kamis (25/3).
Dua korban tewas lain diketahui bernama Anto dan Ucu. Penyerangan tersebut terjadi di Desa Masure, Kecamatan Patani Timur, Halmahera Tengah, pada Sabtu (20/3).
Saat dievakuasi, kondisi korban sulit dikenali akibat luka terkena senjata tajam yang cukup berat. Selain itu, korban sudah meninggal lebih dari tiga hari.
"Korban ditemukan kena senjata tajam dan dalam kondisi rusak. Jadi memang luka panah. Bukan satu saja, tapi beberapa bagian. Yang digunakan ada panah, ada senjata tajam juga," ujar dia.
Dalam peristiwa penyerangan tersebut, ada empat orang lain yang berhasil menyelamatkan diri, yakni Martawan (45), Jahid Hamid (40), Anto Latani (45), dan Kopda Zen Tehuayo (35), yang merupakan Babinsa setempat di Koramil 1512-02/Patani. Proses pencarian ke Desa Tepeleo, Kecamatan Patani Utara, dilakukan sejak Minggu (21/3).
(jbr/nvl)