Tim gabungan telah mengevakuasi tiga orang yang diduga dibunuh oknum anggota suku Togutil di hutan Patani Timur, Halmahera Tengah, Maluku Utara (Malut). Tim gabungan menghadapi sejumlah tantangan hingga bisa mengevakuasi jasad ketiga korban dari dalam hutan.
"Medannya hutan, (tantangannya) di area itu ada suku yang masih primitif dan dilengkapi persenjataan tradisional. Ketika mereka mau sampai evakuasi ini, itu pohon-pohon sudah dipasang ranjau-ranjau, bambu runcing," kata Kabid Humas Polda Malut Kombes Adip Rojikan saat dihubungi detikcom, Kamis (25/3/2021).
Dia menjelaskan medan yang ditempuh tim gabungan juga ditutup pohon ditebang menuju tempat jenazah berada.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tim gabungan terdiri dari Polres Halmahera Tengah, Brimob Polda Maluku Utara, Satgas Pengamanan Daerah Rawan (Pamrahwan), Koramil, hingga masyarakat. Untuk menempuh lokasi korban Risno (40), tim gabungan harus berjalan kaki selama 10 jam perjalanan.
Diketahui, dua korban tewas lainnya ialah Yusuf (40) dan H Masani (55). Penyerangan tersebut terjadi di Desa Masure, Kecamatan Patani Timur, Halmahera Tengah, pada Sabtu (20/3).
![]() |
Dalam peristiwa penyerangan tersebut, ada empat orang lain yang berhasil menyelamatkan diri, yakni Martawan (45), Jahid Hamid (40), Anto Latani (45), dan Kopda Zen Tehuayo (35), yang merupakan Babinsa setempat di Koramil 1512-02/Patani. Proses pencarian ke Desa Tepeleo, Kecamatan Patani Utara, dilakukan sejak Minggu (21/3).
"Senin (22/3) proses pencarian dilanjutkan dengan rute Km 5 sampai dengan TKP di Km 12 sekitaran Sungai Gwonley belakang Desa Damuli Kecamatan Patani Timur, sekitar pukul 13.45 WIT, personel gabungan mendapat informasi bahwa telah ditemukan 1 orang selamat dengan identitas Bapak Martawan," katanya.
Lalu sekitar pukul 14.30 WIT, tim gabungan tiba di TKP Km 12 dan menemukan 3 sosok mayat yang sudah dalam keadaan rusak. Setelah itu, tim gabungan dibagi 3 kelompok untuk membawa jasad ke Hutan Damuli (Km 10).
"Tim 1 dan Tim 2 selanjutnya membawa korban meninggal dunia atas nama H Masani dan Yusuf menuju Puskesmas Desa Tepeleo untuk dilakukan visum, akan tetapi keluarga korban menolak sehingga korban selanjutnya diserahkan kepada pihak keluarga," jelasnya.
Sementara itu, Tim 3 yang akan membawa korban Risno belum bisa mengambil jenazah karena hujan lebat sehingga terjadi banjir di jalur yang akan dilalui. Evakuasi korban Risno dari Hutan Gowonle dilakukan pada Rabu (24/3) sekitar pukul 08.00 WIT hingga Kamis (25/3) pukul 03.00 WIT.
Kombes Adip mengatakan 5 penyidik Ditreskrimum Polda Malut membantu Polres Halmahera Tengah dalam penanganan kasus pembunuhan di hutan Halmahera. Dia meminta seluruh elemen masyarakat tidak terpancing.
"Mari bantu Polres Halmahera Tengah dan Polda Maluku Utara untuk penanganan peristiwa ini sehingga segera mendapat titik terang dan kejadian serupa tidak terjadi kembali," ungkapnya.
(jbr/idh)