Ketua Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI), Nining Elitos, telah memenuhi undangan klarifikasi di Polda Metro Jaya terkait dugaan pelanggaran protokol kesehatan saat demo di Patung Kuda, Jakpus. Nining Elitos mengaku sempat bertemu Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran dan membahas persoalan tersebut.
"Kemarin itu bertemu dengan jajaran Kapolda, Wakapolda, terus juga pihak Polda Metro Jaya gitu ya, khususnya Kamneg. Bertemu ya nggak lama sih sekitar 30 menit sampai 1 jam. Mereka hanya minta klarifikasi," kata Nining saat dihubungi detikcom, Kamis (18/3/2021).
Nining Elitos mengaku, dalam pertemuan tersebut Fadil Imran menginstruksikan kepada jajarannya agar penyelidikan soal dugaan pelanggaran protokol kesehatan dihentikan. Pertemuan dilakukan pada Rabu (17/3) di Polda Metro Jaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bapak Kapolda memberikan (arahan) untuk tidak dilanjut karena memang ada situasi yang mendesak. Saya menyadari betul namanya pihak kepolisian dia mengkhawatirkan keamanan gitu ya. Jadi hanya klarifikasi bukan penyelidikan," terang Nining.
Menurut Nining Elitos, tidak ada upaya pembungkaman oleh pihak kepolisian terkait penyampaian aspirasi yang dilakukan oleh KASBI. Nining Elitos juga menyampaikan apresiasi ke pihak Polda Metro Jaya atas hal ini.
"Kalau mengenai apa yang menjadi tuntutan dan apa yang disuarakan, Kapolda memberikan ya dia memberikan apresiasi. Tidak ada yang kemudian untuk membungkam suara. Bagi kita, ya terima kasih atas komunikasi dan kerja sama yang baik," ungkap Nining.
Jelaskan Perubahan Jalur Demo
Nining kemudian menjelaskan adanya perubahan jalur demo yang sempat disorot pihak kepolisian. Kepada polisi Nining kemudian menjelaskan terjadinya perubahan jalur demo yang digelar Senin (8/3) di Patung Kuda, Jakarta Pusat.
Dia memang mengakui awalnya pihaknya memberitahukan akan menggelar demo di depan gedung Kemenaker dan DPR. Namun, satu hari sebelum aksi demonstrasi, Nining mengaku ada perubahan mendadak karena DPR tengah reses.
"Memang kami menjelaskan gitu ya secara pemberitahuan memang diberitahukan ke Kemenaker dan DPR cuman memang H-1 itu terjadi perubahan yang memang mendadak. Kenapa? Karena kita kroscek di DPR itu ada terjadi reses dan itu baru mau mulai masuk ya kalau nggak salah," ujar Nining.
"Kedua kenapa kita memindahkan jalur itu karena kita mengirimkan surat pada tanggal 2 Maret di DPR itu tapi DPR tidak bisa menerima karena kita ingin beraudiensi," sambungnya.
Terkait dugaan adanya pelanggaran protokol kesehatan, Nining memastikan para peserta aksi mengikuti anjuran protokol kesehatan. Dia menyebut para peserta aksi semuanya menggunakan masker hingga menjaga jarak.
Nining Elitos menambahkan, terkait perubahan jalur demo tersebut dia mengakui adanya komunikasi yang tidak berjalan baik dengan pihak kepolisian. Dia mengatakan saat perubahan mendadak itu terjadi, pihaknya baru memberitahukan polisi hanya melalui pesan singkat.
"Memang karena kurangnya komunikasi gitu ya karena itu mendadak. Biasanya kita juga melakukan kalau ada hal yang urgensi kita berkomunikasi. Kemudian kita terjadi perubahan itu ada komunikasi, karena memang situasi hari itu kan mendadak H-1 gitu dan kita memberitahukannya melalui WhatsApp dan tidak ada lain hal hanya seperti itu aja," terang Nining.
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan, pihaknya menemukan adanya perubahan rute demo yang dikomandoi oleh Nining Elitos. Imbasnya, ada long march ratusan pendemo yang diduga melanggar protokol kesehatan.
"Pemberitahuannya ke Kemenaker dan DPR tapi pelaksanaannya di Patung Kuda, dia mau long march ke arah istana. Itu 300 orang lebih," kata Yusri saat dihubungi detikcom, Jumat (12/3).