Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda menegaskan kampus harus bebas dari kekerasan. Untuk itu, Huda meminta semua pihak sivitas akademik untuk mengubah desain kegiatan mahasiswa.
Hal ini merupakan respons kejadian tewasnya mahasiswa di Bone, Sulawesi Selatan, yang tewas usai mengikuti pendidikan dasar (diksar) mahasiswa pecinta alam (mapala) karena diduga mengalami kekerasan dari senior.
"Kampus harus bebas dari zona kekerasan, kita ajak semua civitas akademika untuk merubah orientasi dan desain kegiatan kemahasiswaan, yang lebih relevan dan lebih adaptif sesuai dengan perkembangan hari-hari ini. Itu saya kita imbau di level mahasiswa," kata Huda, kepada wartawan, Rabu (17/3/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian untuk pihak rektorat, Huda mendorong agar pihak kampus melakukan pengawasan secara aktif. Baik dalam dialog mahasiswa serta pemantauan kegiatan.
"Di level rektorat kita mendorong supaya pemantauan yang sifatnya lebih interaktif itu dilakukan oleh pihak rektorat, itu bisa dilakukan dengan cara dialog, melakukan pemantauan terhadap kegiatan kemahasiswaan, dan seterusnya," ucapnya.
Lebih lanjut, Huda juga meminta Kemendikbud untuk membuat regulasi untuk kegiatan kemahasiswaan. Regulasi itu kemudian harus diterapkan oleh seluruh perguruan tinggi sebagai pedoman dasar dari kegiatan kemahasiswaan.
"Di level kebijakan dan ini ranah di Kemendikbud, kita ingin Kemendikbud mengambil inisiatif membuat semacam regulasi yang sifatnya memberikan guidance terkait dengan opsi terbaik kegiatan kemahasiswaan yang jauh dari model yang terlalu berisiko terhadap keamanan mahasiswa, dan regulasi itu bisa difollow-up ke seluruh kampus di Indonesia, yang diadopsi dan dialog mahasiswa," tuturnya.
Simak berita lengkap terkait tewasnya mahasiswa tersebut
Saksikan juga 'Viral Perpeloncoan Mahasiswa UHO, Begini Respons Pihak Kampus':