Menyimak Lagi Penjelasan daripada Soeharto soal Supersemar yang Misterius

Menyimak Lagi Penjelasan daripada Soeharto soal Supersemar yang Misterius

Danu Damarjati - detikNews
Kamis, 11 Mar 2021 14:07 WIB
Tim blak-blakan detikcom berkesempatan mendapatkan wawancara dengan putri sulung almarhum Presiden kedua Indonesia Soeharto, Siti Hardiyanti Rukmana atau yang biasa mbak Tutut.
Repro foto Soeharto (Grandyos Zafna/detikcom)

Berikut adalah transkrip lengkap penjelasan Soeharto dalam video kanal YouTube HM Soeharto, berjudul 'Pak Harto Beberkan Detik-detik Lahirnya Surat Perintah Sebelas Maret'. Video ini merekam penjelasan Soeharto saat Penerimaan Para Pejabat Teras Kepolisian RI di Tapos 6 Februari 1994.

Penjelasan Soeharto

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peristiwa sidang kabinet itu. Sidang kabinet, tanggal 11, kemudian ada berita Istana dikepung.

Saya kebetulan nggak hadir waktu itu, sedang kumat sakit tenggorokan, biasanya kalau kumat terus panas, sampai tahapan tiduran saja, sehingga saya tidak mengetahui.

ADVERTISEMENT

Atas beliau, kemudian lantas, karena sudah melapor berlebih-lebihan itu, sehingga grogi daripada beliau, terus naik helikopter menuju ke Bogor diikuti dengan Waperdam (Wakil Perdana Menteri) lainnya.

Di antara kolega kita yang duduk di dalam kabinet, dua, yakni Saudara Jusuf (Brigjen M Jusuf, TNI AD) sama Basuki Rahmat (Brigjen, TNI AD), sama Panglima Kodam Amir Machmud (Brigjen), menyaksiken itu pada waktu meninggalken.

Beliau mempunyai perasaan bertiga itu, kasihan Bapaknya, supaya tidak merasa dikucilken oleh Angkatan Darat lantas mereka ingin menemani. Tapi ya supaya minta izin dulu kepada saya sebagai pimpinan tertinggi, datang ke rumah, untuk menyampaikan, 'Pak, situasi sidang kabinet tadi begini, gini, gini. Bung Karno lantas ke Bogor. Kita bertiga minta izin ke Bogor untuk menemani Bung Karno'

'Ya silahken.'

'Lantas pesannya apa?'

'Pesan saya begini saja, sampaikan bahwa saya ini sakit, betul-betul sakit. Sampaikan salam dan hormat saya. Yang ketiga, sampaikan saja kalau saya diberi kepercayaan, keadaan ini akan saya atasi.'

Itu pesan saya. Tidak ada surat pesan surat perintah begini begini, hehe. Karena dengan pesan itu, saya nilai dengan pertanyaan yang terakhir, beliau sudah tahu.

Oleh karena itu saya hanya pesan, kalau saya dipercayai, keadaan ini akan saya atasi.

Berangkat (tiga perwira tinggi AD itu ke Istan Bogor menemui Sukarno).

Akhirnya datang ke sana, dimarahi (oleh Sukarno) dan sebagainya. Lantas untuk cari jalan, bagaimana caranya menyelesaikan keadaan ini?

Ya dipercayakan saja kepada Pak Harto.

Beliau (Sukarno) marah lagi, 'Kurang apa saya percaya kepada Harto, sudah dinaikkan pangkatnya, dan lain sebagainya.' Hahaha... Kepada tiga perwira itu.

Ya barangkali perlu ada surat perintah lah.

Lantas beliau ngasih, 'Kalau begitu, siapken!'

Dan disiapken oleh tiga perwira ditambah dengan tiga Waperdam itu untuk menyiapken surat perintah itu.

Entah itu sudah kehendak daripada Tuhan, perintah itu kan memang, 'Memberiken wewenang kepada saya untuk mengambil tindakan yang dianggap perlu untuk menyelamatkan revolusi, dan sebagainya.'

Itu lama mempersiapkan, karena selesai, dikontrol lagi, akhirnya ditandatangani. Saya tandatangani, dibawa ke saya ke Haji Agus Salim, saya masih di Haji Agus Salim (Jl H Agus Salim di Jakarta). Saya baca, saya putusken, 'Sekarang kumpul, bubarkan PKI!' Hehehe...

Terus kita kumpul. Pada waktu itu segala langkah yang diambil harus konsultasi koordinasi dengan menteri-menteri panglima angkatan. Saya minta datang, saya bubarkan PKI.

Saya atas nama daripada Presiden, karena wewenang daripada diambilken pada beliau to. Lantas kita kumpul dan akhirnya kita bubarken PKI tersebut.

Ya hanya satu kali itu saja saya gunaken daripada Surat Perintah Sebelas Maret itu, walaupun kemudian Surat Perintah Sebelas Maret dikukuhkan oleh MPRS, ditetapkan Nomor 9, mempunyai kekuatan konstitusional, tapi toh memang ya tidak perlu untuk digunaken, hanya sekali itu saja.


(dnu/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads