Aris menambahkan pasien yang sudah dirawat dilaporkan ke Wisma Atlet tidak diperkenankan mengikuti tes di luar Wisma Atlet. Hal itu, kata Aris, sudah sesuai dengan prosedur.
"Kalau dia sudah di Wisma Atlet, dan mau keluar, ya Wisma Atlet pasti melaranglah. Nanti kalau terjadi apa-apa, kan nggak bisa tanggung jawab," jelas Aris.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kecuali dia sudah tes di luar, ternyata dia positif. Nah data itu dibawa ke Wisma Atlet, kan nanti Wisma Atlet merekomendasikan apa, tapi kalau dia sudah di Wisma Atlet dan minta (tes) di luar lagi, ya nggak bisa lagi, harus ikuti prosedur Wisma Atlet," lanjutnya.
Pejabat Humas RS Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Letkol Laut Muhammad Arifin juga menanggapi video yang sudah tersebar di aplikasi perpesanan itu. Arifin mengatakan wanita dalam video itu diarahkan ke Wisma Atlet Pademangan.
"Kita telusuri sih, kita bantu telusuri, intinya orang itu tidak koperatif sejak awal datang, bahkan kita bisa telusuri, hasil lab dari UI, labnya UI itu tidak percaya kalau positif," jelas Arifin.
Arifin menambahkan telah berkomunikasi dengan wanita tersebut via telepon. Alasan taksi yang digunakan untuk menjemput wanita itu adalah masalah keterbatasan armada.
"Jadi (jumlah) ambulans itu terbatas," ucap Arifin.
Meski begitu, operasi taksi sesuai dengan protokol kesehatan. Bahkan sopir taksi, kata Arifin, menggunakan alat pelindung diri (APD).
Selain itu, Arifin menanggapi terkait masalah tes swab pembanding. Arifin menyatakan prosedur dari Kementerian Kesehatan tidak memperbolehkan pasien untuk tes Corona pembanding di klinik/rumah sakit luar.
"Aturan Satgas kan demikian. Tempat swab kan sudah ditunjuk Kemenkes," lanjutnya.
(fjp/imk)