Dukung LEZ Kota Tua, Dubes Denmark Ceritakan Pengalaman Kopenhagen

detikcom Do Your Magic

Dukung LEZ Kota Tua, Dubes Denmark Ceritakan Pengalaman Kopenhagen

Arief Ikhsanudin - detikNews
Kamis, 18 Feb 2021 13:14 WIB
Penutupan lalin untu LEZ Kota Tua, macet terjadi di Jl Pintu Besar Selatan-Pasar Asemka. (Afzal Nur Iman/detikcom)
Foto: Penutupan lalin untu LEZ Kota Tua, macet terjadi di Jl Pintu Besar Selatan-Pasar Asemka. (Afzal Nur Iman/detikcom)
Jakarta -

Duta Besar (Dubes) Denmark untuk Indonesia, Lars Bo Larsen bercerita soal kawasan khusus pejalan kaki di Ibu Kota Denmark, Kopenhagen. Dia menjelaskan itu di tengah-tengah Kawasan Kota Tua Jakarta, yang sedang menerapkan kawasan rendah emisi (low emission zone/LEZ).

"Jakarta baru saja membuka kawasan khusus pejalan kaki di area Kota Tua, tepat di belakang saya ini," kata Larsen dalam video yang diunggah di akun Twitter-nya, Seperti dilihat detikcom, Kamis (18/2/2021).

"Menyambut baik inisiatif ini, saya akan berbagi cerita saat pertama kali kawasan serupa dibangun di Kota Kopenhagen. Karena Copenhagen merupakan ibu kota pertama di dunia yang membangun jalur khusus bagi pejalan kaki," ucapnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Larsen, pelaksanaan kawasan khusus pejalan kaki tidaklah mudah. Ada pro dan kontra terhadap penerapan kebijakan itu di Kopenhagen.

ADVERTISEMENT

"Ide kawasan khusus pejalan kaki saat itu dianggap kontroversial, bahkan arsitek perancangnya harus mendapat pengawalan khusus dari polisi saat jalur pejalan kaki resmi dibuka. Seperti yang baru saja dilakukan di Kota Tua," katanya.

Namun kini, menurut Larsen, 9 dari 10 warga Kopenhagen ingin area khusus pejalan kaki diperbanyak. Dia melihat, ada beberapa alasan masyarakat mendukung kebijakan tersebut.

"Pertama, pemilik toko di area tersebut melihat bahwa adanya jalur pejalan kaki ternyata membuat area tersebut menjadi ramai dikunjungi dan konsumen pun meningkat bagi usaha kecil di sana," ucap Larsen.

Kedua, Larsen melihat ada perubahan prilaku masyarakat. Masyarakat Copenhagen lebih memilih untuk berjalan kaki dan bersepeda saat bepergian.

"Hal inilah yang dikemudian hari menjadi tradisi bersepeda yang dikenal dengan istilah 'Viking Adventure.' Karena saat ini, lebih dari dua pertiga penduduk Copenhagen memilih bersepeda ke tempat kerja secara rutin," katanya.

Jalan Kawasan LEZ yang ditutup di Kota Tua Jakarta.Jalan Kawasan LEZ yang ditutup di Kota Tua Jakarta. Foto: dok. instagram @dishubdkijakarta

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya...

Alasan ketiga, Larsen menyinggung soal isu pemanasan iklim global. Isu yang dihadapi oleh seluruh dunia, baik di Copenhagen maupun di Jakarta.

"Tersedia kawasan seperti ini yang digunakan dengan semestinya, juga akan turunkan tingkat emisi karbon. Sehingga, masyarkat dapat ikut berkontribusi dalam memecahkan masalah iklim global dunia," ucapnya.

Hal keempat berkaitan dengan kesehatan, khususnya di masa pandmi virus Corona (COVID-19). Menurut Larsen, bersepeda dan berjalan kaki membuat tubuh sehat, dan menjadikan ibu kota menjadi tempat yang lebih sehat bagi semua.

"Sehingga dengan warga yang lebih sehat, tentunya jumlah pasien di rumah sakit juga akan menurun. Jadi saya sangat mendukung pembangunan kawasan pejalan kaki di area Kota Tua ini. Saya berharap setelah pandemi berakhir, kawasan ini akan menjadi inspirasi untuk gaya hidup baru dan lebih baik di Jakarta," kata dia.

Seperti diketahui, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang menerapkan program LEZ di Kawasan Kota Tua Jakarta. Ruas-ruas jalan yang mengitari kota tua ditutup bagi kendaraan pribadi.

Area penerapan LEZ meliputi Jl Pintu Besar Utara - Jl. Kalibesar Barat sisi Selatan - Jl Kunir sisi Selatan - Jl. Kemukus - Jl Ketumbar - Jalan Lada. Kendaraan bermotor dilarang melintas di sekitar Kota Tua selama 24 jam, meski saat ini sistem buka-tutup masih diterapkan di Jl Kunir-Kemukus untuk menghindari kemacetan.

Halaman 2 dari 2
(aik/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads